WhatsApp Image 2020-08-09 at 07.15.57

Ingin mendapatkan pahala haji mabrur tanpa biaya?

Sahabat RSQ,

Ingin mendapatkan pahala haji mabrur tanpa biaya, tanpa mengeluarkan tenaga ekstra, tanpa berkuah peluh, bahkan tanpa harus berkata-kata?

Al-Hafizh Muhammad Abdurrauf Al-Munawi, dalam Faidhul Qadir, mengutip satu perkataan dari Abdullah bin Abbas radhiyallâhu anhuma:

“Tidaklah seseorang memandang wajah kedua orangtuanya dengan pandangan kasih sayang, melainkan Allah Ta’ala memberinya pahala seperti pahala haji yang mabrur lagi diterima.”

Sumber:

Dr. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prophetic Parenting (Manhaj At-Tarbiyyah An-Nabawiyyah Lith-Thifl), hlm. 405.

WhatsApp Image 2020-08-11 at 06.38.38

Inilah Yang Harus di Perjuangkan Orang Tua

Andai ada cita-cita terbesar orangtua untuk anaknya, cita-cita itu adalah menjadikan anak sebagai penghapal dan pengamal Al-Quran. Inilah investasi paling menguntung bagi orangtua, di dunia maupun di akhirat.

Dari Buraidhah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Siapa yang menghafal Al-Quran, mengkajinya dan mengamalkannya, niscaya Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya dari cahaya yang terangnya seperti matahari. Dan, kedua orangtuanya akan diberi dua pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia.

Kemudian keduanya bertanya, Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?

Lalu disampaikan kepadanya, “Disebabkan anakmu telah mengamalkan Al-Quran.” (HR Al-Hakim, 1/756)

Namun, memiliki anak ahlul Quran bukan barang gratisan. Ada proses penjang dan kesungguhan untuk mendapatkannya.

Salah satu yang harus dilakukan orangtua adalah memiliki perhatian yang besar terhadap anaknya dalam menghafalkan Al-Quran.

Jadikan menghapal Al-Quran sebagai menu harian anak sebagaimana makanan dan minuman bergizi yang menjadi menu harian untuk tubuhnya.

05b

Perbaiki Hubungan Dengan Allah

Sahabat TasQ, Ketika seseorang memiliki hubungan yang buruk dengan orang lain, sehingga dia banyak dibenci dan tidak disukai. Boleh jadi, itu berawal dari ketidakseriusannya dalam membangun hubungan dengan Rabbnya.

Maka, ketika seseorang berusaha memperbaiki hubungan dengan Allah, niscaya Allah akan memperbaiki hubungan dia dengan sesamanya. Dalam sebuah atsar, Ali bin Abi Thalib ra. berkata:

“Siapa disibukkan oleh perkara agamanya, niscaya Allah akan memberinya kecukupan dalam perkara dunianya. Siapa berbuat baik dalam keadaan sepi sendiri, niscaya Allah akan berbuat baik kepadanya dalam keadaan ramai. Dan, siapa memperbagus hubungan antara dirinya dengan Allah, niscaya Dia akan memperbagus hubungan antara dirinya dan manusia lainnya.”

Asy-Syaikh Dr. Ahmad Farid, Tazkiyatun Nafs.

WhatsApp Image 2020-07-15 at 07.16.51

Pasangan Yang Dirahmati Allah

Ingin jadi pasangan paling serasi di hadapan Allah, yaitu pasangan ahli zikir? Sepuluh hari pertama Zulhijjah adalah saat paling tepat untuk mengawalinya. Inilah saat-saat teragung lagi amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan.

Nabi saw. bersabda, “Tiada hari teragung lagi amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan daripada sepuluh hari (Zulhijjah) ini …” (HR Ahmad)

Lalu, bagaimana caranya? Salah satunya adalah dengan mulai membiasakan bangun malam bersama pasangan untuk menunaikan Tahajud.

Sesungguhnya, Nabi saw. bersabda, “Siapa bangun malam dan membangunkan istrinya kemudian mereka berdua melaksanakan shalat dua rakaat secara bersama. Maka, keduanya digolongkan sebagai lelaki dan wanita yang banyak berzikir kepada Allah.” (HR Ibnu Majah, An-Nasai, Al-Baihaqi, dan Al-Hakim)

Dalam hadits lain disebutkan, “Allah merahmati seorang suami yang bangun di malam hari lalu shalat dan dia membangunkan istrinya kemudian istrinya shalat. Jika menolak maka dia perciki wajah istrinya dengan air.

Allah pun merahmati seorang istri yang bangun di malam hari lalu shalat dan dia membangunkan suaminya kemudian shalat. Jika suaminya menolak dia perciki wajahnya dengan air.” (HR Ahmad, Abu Dawud, An-Nasai, dan Ibnu Majah)

WhatsApp Image 2020-07-17 at 06.55.05

Hidup Ruwet? Perbanyak Istighfar!

Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh beruntung orang yang mendapati pada catatan amalnya istighfar yang banyak.” (HR Ibnu Majah, No. 3818)

Artinya, selain dapat menghapus dan menutupi akibat buruk dari dosa, istighfar pun dapat mendatangkan aneka keberuntungan dalam hidup.
Sesungguhnya, Allah Ta’ala telah berjanji, “Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang beriman, agar kamu beruntung.” (QS An-Nûr, 24:31)

Bagaimana tidak beruntung, dengan memperbanyak istighfar, Allah Ta’ala akan bukakan aneka kebaikan bagi ahli istighfar. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw.

“Siapa melazimkan istighfar, niscaya Allah Ta’ala akan (1) menjadikan baginya jalan keluar atas segala kesusahannya, (2) kelapangan atas segala kesempitannya, dan (3) dia akan dikaruniai rezeki dari jalan yang tiada disangka-sangka olehnya.” (HR Abu Dawud, No. 1520 dan Ibnu Majah, No. 3951)

WhatsApp Image 2020-07-16 at 07.09.10

Keutamaan Shalat Sepertiga Malam

Jangan sia-siakan waktu sepertiga malam terakhir. Inilah waktu yang sangat berharga bagi terkabulnya doa-doa seorang hamba.

Ini pula yang dilakukan oleh Nabi Ya’qub as. Dalam Al-Quran, Allah Ta’ala mengabadikan apa yang dilakukan oleh keluarga Ya’qub.

“Mereka berkata, ‘Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)’.

Ya’qub berkata, ‘Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’.” … (QS Yusuf, 12:96-97)

Menurut tafsiran Ibnu Abbas, kala mendengar permintaan anak-anaknya, Nabi Ya’qub tidak langsung berdoa kepada Allah. Beliau lebih memilih untuk menunda doanya sampai pertengahan malam.

Pada sepertiga malam terakhir itulah beliau berdoa dan diaminkan oleh anak-anaknya yang duduk berbaris di belakangnya.

Allah Ta’ala kemudian mewahyukan kepada Ya’qub bahwa permohonan diterima Allah. Bahkan, Allah sampaikan kabar bahwa dari keturunannya itu akan lahir para nabi.

(Abu Bakr Al-Thurthusyi Al-Andalusi, Ad-Du’â Al-Ma’tsûr)

WhatsApp Image 2020-07-15 at 07.16.51

Bekalnya Ilmu dan Kesabaran

Menikah adalah separuh agama. Pahalanya pun separuh dari amal seorang hamba. Maka, jangan heran kalau tantangannya, kesulitannya, suka dukanya separuh hidup.

Siapa menikah, berumahtangga, apalagi sampai punya anak keturunan, akan tetapi dia tidak membekali dirinya dengan ilmu, kesabaran, yang berbasis pada lurusnya niat untuk meraih ridha-Nya, dan sumber nafkah yang halal, niscaya kesusahan yang akan dia dapatkan, aneka yang akan dia dapatkan. Bukan baiti jannati yang diraih, tetapi baiti naari yang dirasa.

Maka, penting bagi yang akan membina rumahtangga untuk berilmu sebelum berpasangan. Beriman sebelum berganti status. Berakhlak sebelum punya anak. Atau, bagi yang sudah terlanjur berumahtangga, ilmu, iman, dan amalnya harus terus diperbaharui.

Cukuplah ayat ini sebagai peringatan, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS At-Tahrim, 66:6)