24

Doa Pada Waktu Malam

Sahabat TasQ, Kita punya banyak hajat dalam hidup. Itu pasti! Tapi, anehnya kita sering tidak serius untuk mewujudkannya dalam kenyataan. Bagaimana bisa?

Ketika kita ingin punya rumah, ingin menikah, ingin punya kerja, ingin segera punya keturunan, ingin segera ke tanah suci, dan lainnya, tapi itu semua tidak membuat kita bersemangat untuk bangun malam (Tahajud). Itu artinya, kita tidak serius untuk meraih apa yang diinginkan.

Bukankah Rasulullah saw. telah bersabda: “Pada malam hari terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang Muslim memanjatkan doa pada Allah berkaitan dengan dunia dan akhiratnya bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberikan apa yang ia minta. Hal ini berlaku setiap malamnya.” (HR Muslim, No. 757 dari Jabir bin Abdillah)

WhatsApp Image 2020-06-23 at 06.31.03

Tanda Kebahagian Seseorang

Sahabat TasQ, Jangan takut tak punya rumah. Tapi, takutlah kalau punya rumah tidak dipakai ibadah.


Jangan takut tak punya kendaraan. Tapi, takutlah kalau punya kendaraan tapi tak pernah dipakai ke pengajian.

Jangan pula takut tak punya keturunan. Tapi, takutlah punya keturunan yang tidak taat pada tuhannya dan tidak kenal siapa nabinya.


Keberuntungan seseorang tidak dilihat dari seberapa banyak kepemilikan duniawinya. Keberuntungan seseorang terlihat dari seberapa mampu dia menggunakan apa yang dimilikinya untuk mendekat kepada-Nya.

Maka, “Di antara tanda kebahagiaan seorang hamba ialah: dimudahkan baginya (untuk melaksanakan) ketaatan, menepati sunnah dalam setiap perbuatannya, pertemanannya dengan orang-orang saleh, baik akhlaknya bersama saudara-saudaranya, mencurahkan kebaikannya kepada semua makhluk, memiliki perhatian terhadap (kondisi) kaum Muslim, dan pandai menjaga waktu.” Al-Imām As-Syāthibi, Al-I’tishäm (2/152).

WhatsApp Image 2020-06-22 at 07.21.31

Empat Bulan Suci

Sahabat tasQ, Bulan Haram kembali menyapa. Tiga bulan mulia: Zulqi’dah, Zulhijjah dan Al-Muharram terbentang di hadapan mata. Amal-amal kita menjadi semakin istimewa. Pahala shalat, shaum, sedekah, dan amal saleh kita menjadi lebih utama dibandingkan bulan-bulan lainnya, selain bulan Ramadhan.

Namun demikian, jangan salah pula, kezaliman atau kemaksiatan yang kita lakukan di dalamnya, dosanya lebih besar daripada bulan-bulan selainnya.

Sahabat Ibnu Abbas ra. mengatakan bahwa, “Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, bulan yang dianggap sebagai bulan suci. Sesungguhnya, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya lebih besar (dibandingkan bulan selainnya). Adapun amalan saleh yang dilakukan (di dalamnya) akan menuai pahala lebih banyak.” (Imam Ibnu Rajab, Latha’îf Al-Ma’arif, 207)

WhatsApp Image 2020-06-21 at 05.57.37

Awali Dengan Kitabullah

Sahabat TasQ, Jadikanlah Al-Quran sebagai bacaan utama dalam hidup kita. Jangan biarkan satu hari pun berlalu tanpa ada lantunan ayat-ayat Al-Quran yang keluar dari lisan atau yang terdengar oleh telinga kita. Sebab, di sinilah sumber keberkahan, sumber pahala, dan pengundang datangnya pertolongan Allah.

Maka, alangkah baiknya apabila sebelum beraktivitas, kita mengawalinya dengan membaca beberapa ayat dari Al-Quran. Sebelum belajar, kita membaca Al-Quran. Sebelum membaca buku, kita membaca Al-Quran. Sebelum masuk kantor, kita membaca Al-Quran. Atau minimal, kita mengawali hari-hari kita dengan membaca Al-Quran, yaitu pada subuh atau pagi hari.

In syaa Allah, dengan mengawali aktivitas bersama Al-Quran, Allah Ta’ala berkenan memberi kita kemudahan, kelancaran dan keberkahan dari semua aktivitas yang kita lakukan.

WhatsApp Image 2020-06-20 at 07.12.01

Perbanyak Istighfar

Sanggupkah kita menghadapi beratnya Hari penghisaban karena dosa-dosa yang belum dimintakan ampunannya? Jika tidak sanggup, berusahalah untuk menyicilnya dari sekarang sehingga hisab kita menjadi lebih ringan dengan banyak beristighfar.

Dan, ingat pula, istighfar bukan sekadar menjadi sarana penghapusan dosa. Istighfar pun adalah pengundang hadirnya aneka keberuntungan dalam hidup.

Allah Ta’ala berfirman, “Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang beriman, agar kamu beruntung.” (QS An-Nûr, 24:31)

Rasulullah saw. pun menegaskan, “Sungguh beruntung orang yang mendapati pada catatan amalnya istighfar yang banyak.” (HR Ibnu Majah, No. 3818)

Adapun di antara bentuk keberuntungan itu adalah, “Siapa melazimkan istighfar, niscaya Allah Ta’ala akan (1) menjadikan baginya jalan keluar atas segala kesusahannya, (2) kelapangan atas segala kesempitannya, dan (3) dia akan dikaruniai rezeki dari jalan yang tiada disangka-sangka olehnya.” (HR Abu Dawud, No. 1520 dan Ibnu Majah, No. 3951)

WhatsApp Image 2020-06-18 at 22.34.30

Petunjuk Jalan Yang Lurus

Sahabat tasQ, Hal terbesar yang diperlukan oleh manusia adalah: hidayah menuju jalan yang lurus. Maka, kita pun diperintahkan untuk mengulang-ulang doa, “Ihdina shirathal mustaqiim. Tunjukilah kami jalan yang lurus,” di dalam shalat.

Mengapa demikian? Di dunia ini, manusia bagaikan musafir yang berjalan meninggalkan masa lalu menuju masa depan. Masa lalu tubuh biologisnya adalah tanah, masa depannya pun tanah. Adapun masa lalu tubuh ruhaniahnya adalah (dari) Allah dan masa depannya adalah (kembali kepada) Allah (QS Al-Baqarah, 2:156).

Maka, sebagai musafir, kebutuhan pertama dan utama manusia adalah “petunjuk” (hudan). Sesungguhnya, orang yang berjalan tanpa petunjuk, dia tidak akan sampai ke tempat tujuan.

Itulah mengapa, melihat sakralnya doa ini, Allah Ta’ala mewajibkan kita untuk membacanya dalam salat. Karena salat adalah tiang agama, kita bisa paham bahwa doa ini termasuk tiang dari tiangnya agama. Bukankah tiada salat bagi mereka yang tidak baca Al-Fatihah?

WhatsApp Image 2020-06-17 at 21.16.49

Keberkah di Waktu Pagi

Sahabat TasQ, Seorang laki-laki berkata pada Hudzaifah Al-Yamani ra., “Sehabis shalat Subuh tadi aku datang ke rumahmu, tetapi engkau tidak ada. Aku mengira engkau sedang tidur.” ⁣

Hudzaifah pun berkata, “Aku tidak suka apabila engkau menganggapku tidur pada jam-jam itu. Sesungguhnya, para sahabat tidak pernah tidur setelah shalat Subuh sampai mereka bekerja saat matahari terbit. Pada waktu-waktu itu (setelah shalat subuh sampai terbitnya fajar), mereka diperintahkan untuk berzikir.” ⁣

Maka, Abdurrahman Al-Auzâ’i (seorang ulama generasi tabi’in, wafat 157 H) berkata, “Apabila fajar menyingsing (atau sesaat sebelumnya) generasi salaf seakan dikelilingi oleh burung di atas kepala mereka. Mereka hanya diam. Bahkan, seandainya terdapat seekor merpati milik salah seorang dari mereka datang kembali ke rumah setelah pergi, pemiliknya tidak akan menoleh ke arah merpati tersebut. .⁣

Mereka akan tetap seperti itu sampai sesaat sebelum matahari terbit. Mereka kemudian membentuk kelompok-kelompok ta’lim (kelompok diskusi). Adapun pembahasan yang paling mereka utamakan adalah soal akhirat, dilanjutkan dengan ilmu Al-Quran dan fikih.” (Abu Bakr Al-Thurthusy Al-Andalusi, Ad-Du’â’ Al-Matsûr)⁣