03

Tambah Dzikirullah

Sahabat TasQ, Zikir adalah faktor yang sangat menentukan bertambah atau berkurangnya keimanan diri. Saat seorang hamba menambah dosis zikirnya, akan bertambahlah keimanannya. Namun, saat dia mengurangi dosisnya, apalagi sampai meninggalkannya, akan berkurang pula kadar keimanannya.

Maka, Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata, “Siapa menambah zikirnya kepada Allah dan bacaannya terhadap kitabullah (Al-Quran), niscaya akan bertambahlah imannya. Namun, siapa meninggalkan zikir dengan lisannya, berkuranglah imannya.” (Ibnu Hajar Al-Atsqalani, Fathul Bâri bi Syarhi Shahih Al-Bukhari)

02

Jauhi Permusuhan

Sahabat TasQ, Di antara hal terburuk dalam hidup adalah permusuhan dengan saudara seiman. Saat dia hadir, separuh kebahagiaan di dunia akan lenyap. Surga dunia akan hilang dan surga akhirat pun akan terhalang.

Rasulullah saw. bersabda, “Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka akan diampuni semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, kecuali dua orang laki-laki yang terdapat permusuhan antara dia dengan saudaranya.

Maka dikatakan, ‘Tangguhkan oleh kalian kedua orang ini sampai keduanya berdamai. Tangguhkan oleh kalian kedua orang ini sampai keduanya berdamai. Tangguhkan oleh kalian kedua orang ini sampai keduanya berdamai’.” (HR Muslim)

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲#Daftar via WhatsApp
🔗https://bit.ly/Member-TN

📲#Gabung via Telegram
🔗https://t.me/TN_TASQ

Semoga informasi ini bermanfaat.

01

Jangan Remehkan Kebaikan

Sahabat tasQ, Jangan pernah meremehkan kebaikan sekecil apapun dan kepada siapapun. Boleh jadi, menurut kita kecil, akan tetapi sangat berarti bagi orang lain sehingga dia selalu dikenang.

Ada kalanya senyuman tulus bisa menjadi jalan orang untuk masuk Islam.

Ada kalanya menyingkirkan duri dari jalan bisa menyelamatkan banyak orang dari luka atau ban bocor.

Ada kalanya memberi sesuap dua suap nasi bisa menyelamatkan seseorang dari kelaparan.

Dan, kita pun tidak tahu, boleh jadi kebaikan yang dianggap sepele, justru amat berat timbangannya di hadapan Allah sehingga bisa memasukkan kita ke surga.

Ingatkah kisah tentang seorang wanita pezina yang diampuni dosanya karena menolong seekor anjing yang kehausan?

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲#Daftar via WhatsApp
🔗https://bit.ly/Member-TN

📲#Gabung via Telegram
🔗https://t.me/TN_TASQ

Semoga informasi ini bermanfaat.

30

Hapus Dosa dengan Tobat

Sahabat TasQ, Tidak ada manusia yang luput dari dosa, kecuali para rasul yang Allah jaga. Maka, jangan malu karena pernah bermaksiat. Akan tetapi, malulah apabila kita tidak memohon ampunan Allah atas maksiat tersebut.

Sesungguhnya, Rasulullah saw. (manusia yang terjaga dari dosa) tidak pernah meninggalkan istighfar kepada Allah Ta’ala walau dalam keadaan “malas” sekalipun. “Ketika hatiku malas, aku beristighfar kepada Allah dalam sehari sebanyak 100 kali,” demikian sabda beliau sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Agharr Al-Muzanni. (HR Muslim, No. 2702)


Dalam hadits lain, beliau bersabda, “Demi Allah, sungguh aku beristighfar (memohon ampunan) kepada Allah dan bertobat kepada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR Al-Bukhari, No. 6307).

Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi saw. senantiasa mengamalkan dzikir istighfar setiap harinya, bahkan dalam keadaan malas. (Al-Imam An-Nawawi, Syarh Shahih Muslim)

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲#Daftar via WhatsApp
🔗https://bit.ly/Member-TN

📲#Gabung via Telegram
🔗https://t.me/TN_TASQ

Semoga informasi ini bermanfaat.

29

Jaga Lisan & Pendengaran

Sahabat tasQ, Sebelum sampai di surga akhirat (in syâ Allah),sebenarnya kita sudah bisa mengusahakan hadirnya surga sejak di dunia, yaitu dengan mencontoh karakter para penghuni surga.

Salah satunya adalah dengan menjauhkan kata-kata kasar, sia-sia, jorok, dan semisalnya di tengah keluarga kita. Pada saat bersamaan, kita bisa membudayakan kata-kata yang penuh kebaikan.

Maka, di antara ciri dari rumahku surgaku adalah: tiada dusta dan perkataan sia-sia, kotor, kasar lagi penuh cela.

Hal ini sesuai dengan gambaran Al-Quran tentang surga, “Di dalamnya (di surga) mereka tidak mendengar perkataan sia-sia dan tidak (pula perkataan) dusta.” (QS An-Naba’, 78:35)

26

Menjaga Shalat Rawatib

Sahabat tasQ, Tidak setiap dari kita punya rumah yang luas, nyaman, dan megah. Bahkan, untuk sekadar mengontrak pun sudah susah. Tapi jangan bersedih. Tidak punya rumah bukan kehinaan dan keburukan. Itu lebih berupa ujian.

Namun jangan khawatir, ada kabar baik yang disampaikan oleh Rasulullah saw. Allah Ta’ala menjanjikan istana nan megah (lagi kekal) di surga bagi siapapun yang berani membayar maharnya. Artinya, kalau di dunia rumah kita biasa-biasa saja, atau malah tidak punya rumah, kita masih berpeluang untuk mendapatkannya di surga.

Salah satu syaratnya adalah kita istiqamah dalam menjaga shalat Rawatib 12 rakaat. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi saw.

Dari Ummu Habibah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Siapa mengerjakan shalat sunnah dalam sehari-semalam sebanyak dua belas rakaat, maka karena sebab amalan tersebut, dia akan dibangun sebuah rumah di surga.” (HR Muslim)

Beliau pun bersabda, “Siapa merutinkan shalat sunnah (Rawatib) dua belas rakaat dalam sehari, niscaya Allah akan membangunkan baginya rumah di surga. Kedua belas rakaat tersebut adalah empat rakaat sebelum Zuhur, dua rakaat sesudah Zuhur, dua rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat sesudah ‘Isya, dan dua rakaat sebelum Subuh.” (HR At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan An-Nasa’i dari ‘Aisyah ra.)

25

Memuliakan Tetangga

Sahabat TasQ, Ingin tahu kualitas akhlak seorang manusia? Lihatlah penilaian tetangga dekatnya kepada dia. Biasanya, tetangga adalah orang yang paling sering berinteraksi dengannya dan paling tahu kesehariannya.
Maka, orang beriman tidak mungkin abai terhadap tetangganya. Dia akan sangat perhatian kepada mereka, mudah menolong, ramah, dan menjaga lisan serta tangannya dari perbuatan yang menyakiti.

Bagaimana tidak, dia paham bahwa berbuat baik kepada tetangga adalah bagian dari keimanan.
Sesungguhnya, Rasulullah saw. pernah bersabda, “Siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah dia memuliakan tetangganya.” (HR Al-Bukhari)