Malas Mengenal Rasulullah SAW. Duh Bahaya!

Sahabat TasQ,

Berusaha mengenali dan meneladani Rasulullah saw. adalah bagian dari keimanan. Hanya dengan jalan inilah, seorang Muslim bisa selamat di dunia dan di akhirat.

Satu hari, setelah mengimami shalat gerhana matahari, Nabi saw. memanggil para sahabat. Setelah memuji Allah, beliau menerangkan bahwa ketika shalat, Allah Ta’ala telah menunjukkan seluruh ciptaan-Nya, termasuk surga dan neraka.

Beliau bersabda, “Tampak jelas padaku bahwa setiap orang di antaramu akan menghadapi pengadilan dalam kubur. Setiap orang akan ditanya tentang siapakah orang ini, maksudnya aku (Muhammad saw.).

Setiap Mukmin akan menjawab, ‘Dia adalah Muhammad saw. Dia membawa petunjuk dan perintah Allah pada saat kami hidup di bumi. Kami meyakini dia, menjawab risalahnya, mematuhinya, dan menerimanya sebagai utusan Allah’. Untuk jawaban ini kamu Mukmin diberi tahu, ‘Beristirahatlah, sungguh engkau benar-benar meyakini dia’.

Namun, ketika pertanyaan itu diajukan kepada orang-orang munafik, mereka menjawab, ‘Aku tidak tahu apa-apa. Aku berperilaku sebagaimana orang lain berperilaku.’ Karena itu, mereka mendapatkan siksa dari Allah.” (HR Al-Bukhari)

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

#INFORMASI TAUSIYAH HARIAN

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Akhlak Minimalis Seorang Muslim

Sahabat TASQ,

Jika belum bisa memberi manfaat, jangan membuat mudharat. Jika belum bisa menebar kebaikan, janganlah berbagi keburukan. Jadilah orang baik walau tidak kaya. Jadilah orang berguna walau tidak punya kedudukan. Inilah akhlak minimalis seorang Muslim.

Tentu saja, menjadi minimalis saja tidak cukup. Kita harus berusaha untuk bisa berakhlak maksimalis. Artinya, tidak sekadar baik, akan tetapi harus bisa menebarkan kebaikan kepada orang lain.

Maka, ada sabda kata-kata inspirasi dari Rasulullah saw. tentang keutamaan seorang Muslim maksimalis. Beliau bersabda:

“Sesungguhnya, di antara manusia ada yang menjadi kunci (pembuka) kebaikan dan ada juga yang menjadi penutup keburukan. Dan, ada pula yang menjadi kunci (pembuka) keburukan dan penutup kebaikan.

Maka, berbahagialah orang yang telah Allah jadikan sebagai pembuka kebaikan. Dan, celakalah orang yang telah Allah jadikan dia sebagai pembuka keburukan.” (HR Ibnu Majah)

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

#INFORMASI TAUSIYAH HARIAN

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Orang yang Paling Beruntung pada Bulan Ramadhan

Sahabat TasQ,

Mengapa shalat Tahajud atau shalat malam disunnat tidur terlebih dahulu? Salah satunya adalah agar kondisi badan kita lebih segar sehingga bisa menunaikan shalat dengan lebih segar, bersemangat dan tidak mengantuk.

Dalam kondisi fisik yang lelah dan mengantuk, kita akan sulit untuk bisa shalat dengan khusyuk dan nikmat. Apa kita kita baca akan melantur. Maka, Rasulullah saw. memerintahkan kita untuk tidur apabila rasa kantuk tidak bisa dikendalikan.

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Apabila seseorang di antara kalian mengantuk ketika shalat, hendaklah dia tidur sampai hilang rasa kantuknya (maksudnya, bersegera menyelesaikan shalatnya).” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

#INFORMASI TAUSIYAH HARIAN

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Tidur Dulu agar Tahajjudnya Tidak Mengantuk

Sahabat TasQ,

Mengapa shalat Tahajud atau shalat malam disunnat tidur terlebih dahulu? Salah satunya adalah agar kondisi badan kita lebih segar sehingga bisa menunaikan shalat dengan lebih segar, bersemangat dan tidak mengantuk.

Dalam kondisi fisik yang lelah dan mengantuk, kita akan sulit untuk bisa shalat dengan khusyuk dan nikmat. Apa kita kita baca akan melantur. Maka, Rasulullah saw. memerintahkan kita untuk tidur apabila rasa kantuk tidak bisa dikendalikan.

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Apabila seseorang di antara kalian mengantuk ketika shalat, hendaklah dia tidur sampai hilang rasa kantuknya (maksudnya, bersegera menyelesaikan shalatnya).” (HR Al-Bukhari dan Muslim)


#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

#INFORMASI TAUSIYAH HARIAN

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Kalau Makan Cukuplah, Cukuplah Satu Usus, Jangan Tujuh Usus

Sahabat TasQ,

Jangan sampai, nama kita islami banget, baju kita pun sama, bahkan omongan kita pun banyak istilah Arabnya, tapi cara makan kita mirip orang kafir. Bagaimana bisa? Kalau makan kekenyangan dan tampak kurang beradab.

Ini mirip dengan makannya orang kafir. Rasulullah saw. bersabda, “Orang Mukmin makan dengan satu usus, sedangkan orang kafir makan dengan tujuh usus.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Apa maknanya? Seorang Muslim makan sesuai etika syariat. Dia pun makan dengan satu usus (makan secukupnya). Adapun orang kafir makan sesuai tuntunan syahwat, rakus dan penuh nafsu. Itulah mengapa, dia makan dengan usus yang banyak (makan sepuasnya).

Karena makannya banyak, dia tidak ingat dengan orang lain, yang penting kenyang tidak peduli orang lain kelaparan. Maka, Rasulullah saw. menganjurkan kita untuk makan secukupnya dan merasa cukup dengan sebagian makanan sehingga ada jatah yang bisa dimakan orang lain.

“Makanan untuk satu orang cukup untuk dua orang. Makanan untuk dua orang cukup untuk tiga orang. Dan, makanan untuk tiga orang cukup untuk empat orang.” (HR Al-Bukhari)

Beliau pun menyebutkan bahwa sebaik-baik yang dimakan oleh seorang Muslim ada pada sepertiga perutnya, minuman dalam sepertiganya dan sepertiga lainnya untuk napasnya.

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

#INFORMASI TAUSIYAH HARIAN

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Malaikat Mencatat Amal pun Tidak Tahu Besarnya Pahala Berpuasa!

Sahabat TasQ,

Adakah yang tahu seberapa besar pahala berpuasa? Jangankan kita, malaikat pencatat amal pun tidak tahu. Hanya Allah-lah yang tahu besaran pahala bagi orang yang berpuasa.

Dalam sebuah hadits qudsi Allah Azza wa Jalla berfirman, “Setiap amal kebaikan akan diberi pahala sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. (Adapun) puasa adalah untuk-Ku dan Akulah yang akan memberi pahala atasnya …” (HR At-Tirmidzi)

Maka, pantaskah kita apabila berpuasa akan tetapi tidak serius menjalaninya, penuh keluh kesah dan keterpaksaan? Sesungguhnya, puasa adalah persembahan seorang hamba kepada Rabbnya Yang Mahatinggi. Bagaimana mungkin seorang hamba yang hina dina memberi persembahan yang buruk kepada Rajanya, kepada Rabbnya yang Mahatinggi.


#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

#INFORMASI TAUSIYAH HARIAN

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Mumpung Ramadhan, Perlama Saja Berdirinya!

Sahabat TasQ,

Adakah yang tahu seberapa besar pahala berpuasa? Jangankan kita, malaikat pencatat amal pun tidak tahu. Hanya Allah-lah yang tahu besaran pahala bagi orang yang berpuasa.

Dalam sebuah hadits qudsi Allah Azza wa Jalla berfirman, “Setiap amal kebaikan akan diberi pahala sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. (Adapun) puasa adalah untuk-Ku dan Akulah yang akan memberi pahala atasnya …” (HR At-Tirmidzi)

Maka, pantaskah kita apabila berpuasa akan tetapi tidak serius menjalaninya, penuh keluh kesah dan keterpaksaan? Sesungguhnya, puasa adalah persembahan seorang hamba kepada Rabbnya Yang Mahatinggi. Bagaimana mungkin seorang hamba yang hina dina memberi persembahan yang buruk kepada Rajanya, kepada Rabbnya yang Mahatinggi.


#Bagikan tulisan ini jika bermanfaat,

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

Semoga informasi ini bermanfaat ya.