Rumah Medan Jihad Terbaik Seorang Muslim

Jangan sepelekan keberadaan kita di rumah. Sesungguhnya, rumah termasuk medan jihad yang utama. Inilah tempat di mana orangtua mendidik anak-anaknya agar layak menjadi ahli surga. Inilah tempat di mana anak-anak bisa berbakti secara penuh kepada orangtuanya.

Inilah tempat di mana suami istri saling memuliakan, saling menyayangi, saling menunaikan hak dan kewajiban.

Inilah tempat di mana semua penghuninya bisa menikmati makanan dan minuman yang halal dan thayyib, pandangan dan perkataan halal, dan aneka kebaikan yang tidak mungkin didapatkan di luar.

Di rumah pula ajaran Al-Quran bisa diaplikasikan dan sunnah Rasulullah saw. bisa dijalankan dengan leluasa.

Maka, ada satu perkataan yang sangat bagus dari sahabat Abu Darda ra.

“Sebaik-baik tempat ibadah seorang Muslim adalah rumahnya. Di tempat inilah dia bisa menahan lisannya, kemaluannya dan pandangannya. Maka, jauhilah oleh kalian tempat-tempat duduk di pasar (atau di tempat keramaian) karena dia melalaikan dan mendatangkan kesia-siaan.” (Shifatus Shafwah, 1:640-1)

Nasihat Rasululloh SAW kepada Istrinya

Di antara sikap Rasulullah saw. pada keluarganya, terkhusus para istrinya, adalah beliau senantiasa mendorong mereka untuk berbuat baik. Tidaklah beliau bertemu dengan salah seorang mereka, kecuali ada doa atau nasihat kebaikan yang diberikan.

Saat berjumpa dengan ‘Aisyah ra. misalnya, Rasulullah saw. berkata, “Wahai ‘Aisyah, jagalah dirimu dari api neraka walau hanya dengan bersedekah setengah potong kurma.” (HR Ahmad, No. 23980)

Pada kesempatan lain, beliau bersabda, “Wahai ‘Aisyah, bersedekahlah dan jangan menupuk harta. Kalau tidak (bersedekah), niscaya Allah akan menahan rezeki-Nya darimu.” (HR Abu Dawud, No. 1700 dan An-Nasa’i, No. 2549)

Di sini tersirat sebuah pesan bahwa Rasulullah saw. tidak ingin kebersamaan dengan istrinya berlalu begitu saja tanpa ada kebaikan di dalamnya.

 

Pandangilah Wajahnya, dibaliknya Ada Rahmat Allah !

Wajah orangtua kita boleh jadi tidak secantik dan semenarik artis Korea atau India. Tidak seputih dan sebersih wajah artis Eropa. Tidak pula se-glowing artis-artis papan atas Indonesia.

Namun ingatlah, di wajah mereka ada limpahan pahala. Di wajah mereka ada jalan surga yang dhadirkan oleh Rabb kita. Di wajah mereka pun ada aneka kebaikan yang bisa diambil sepuasnya oleh putra-putrinya.

Rasulullah saw. bersabda:

“Lima pandangan ini termasuk ibadah: memandangi musḥaf; memandangi Ka‘bah; memandangi (wajah) kedua orangtua; memandangi zamzam dan dia menghapus segala kesalahan, dan memandangi wajah orang ‘alim (ulama).” (HR Ad-Dāruquthnī)

“Tidaklah seseorang anak yang berbakti memandang kepada kedua orangtuanya dengan rasa cinta kasih sayang melainkan Allah menuliskan baginya pahala haji mabrūr pada setiap pandangan.” (HR Al-Baihaqi)

Segelas Air Pengundang Rahmat Allah

Rumah adalah medan jihad. Tempat untuk mendulang pahala. Di rumah pula suami istri bisa saling berlomba untuk mendapatkan rahmat dan karunia Allah Azza wa Jalla.

Maka, dalam banyak hadits, terungkap bagaimana Rasulullah saw. mendorong para sahabatnya untuk berbuat baik kepada pasangannya. Beliau menjajikan pahala dan aneka kebaikan bagi suami yang berusaha membahagiakan istrinya, atau istri yang memuliakan suaminya. Bahkan, dengan sekadar memberikan segelas air minum.

Dari Al-Irbadh bin Sariyah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Seorang suami pasti akan diberi pahala (oleh Allah) ketika memberi minum istrinya.” (HR Ahmad)

Nasihat Rasulullah kepada Istrinya

Di antara sikap Rasulullah saw. pada keluarganya, terkhusus para istrinya, adalah beliau senantiasa mendorong mereka untuk berbuat baik. Tidaklah beliau bertemu dengan salah seorang mereka, kecuali ada doa atau nasihat kebaikan yang diberikan.

Saat berjumpa dengan ‘Aisyah ra. misalnya, Rasulullah saw. berkata, “Wahai ‘Aisyah, jagalah dirimu dari api neraka walau hanya dengan bersedekah setengah potong kurma.” (HR Ahmad, No. 23980)

Pada kesempatan lain, beliau bersabda, “Wahai ‘Aisyah, bersedekahlah dan jangan menupuk harta. Kalau tidak (bersedekah), niscaya Allah akan menahan rezeki-Nya darimu.” (HR Abu Dawud, No. 1700 dan An-Nasa’i, No. 2549)

Di sini tersirat sebuah pesan bahwa Rasulullah saw. tidak ingin kebersamaan dengan istrinya berlalu begitu saja tanpa ada kebaikan di dalamnya.

Pesan untuh Ayah Bunda

Ada petuah makjleb dari Bunda Elly Risman tentang bagaimana orangtua mempelakukan anak-anaknya. Beliau berkata:

“Jika Anda dititipi anak presiden, kira-kira bagaimana mengasuh dan menjaganya? Beranikah Anda membentaknya sedikit saja? Pasti enggak kan?

Nah sekarang, yang menitipkan bukan presiden, tetapi Dia yang jauh lebih berkuasa dari presiden, yaitu Allah!

Beranikah Anda membentak, memarahi, menyubit, menyentil, atau bahkan memukul?

Jika Anda pernah melakukannya, apa yang akan Anda jawab saat pada hari Akhir saat ditanya oleh Pemiliknya?”

Adakah Barang Pinjaman yang Belum di Kembalikan ?

Ibnu Mubarak adalah seorang ahli fikih dari negeri Khurasan (kawasan Asia Tengah sekarang) sekaligus imam bagi kaum Muslim pada masanya. Selain faqih dalam ilmu agama, Ibnu Mubarak dikenal sangat dermawan, zuhud dan wara.

Satu ketika dia bercerita:
“Aku pernah meminjam sebatang pena di negeri Syam. Aku merasa kalau pena itu telah aku kembalikan kepada pemiliknya.

Namun, di tengah perjalanan pulang, ketika aku singgah di kota Marwa, aku tersadar kalau pena itu terbawa olehku!

Seketika itu pula, aku kembali ke negeri Syam untuk mengambalikan pena kepada pemiliknya.”

(Al-Hafizh Ibnu Hajar, Tahdzîb At-Tahdzîb)