Dahulukan Curhat kepada Allah Sebelum kepada Manusia

Sepuluh hari pertama Zulhijjah adalah momen berharga yang tak layak untuk diabaikan. Seorang Muslim dapat mengoptimalkan ibadah pada hari-hari tersebut sehingga dia dapat meraih kecintaan Allah Azza wa Jalla. Satu di antaranya adalah dengan menjaga (minimal) 40 rakaat shalat dalam sehari semalam, baik fardhu maupun sunnatnya.

Apa sajakah itu? 17 rakaat shalat fardhu, 12 rakaat shalat Rawatib, 11 rakaat Tahajud dan Witir, minimal 2 rakaat shalat Dhuha.

Lebih banyak lagi bilangannya, itu lebih baik. Semisal Dhuhanya 4 sampai 8 rakaat, ditambah Tahiyatul Masjid 2 rakaat, ditambah shalat Hajat atau Istikharah atau shalat Tobat 2 rakaat.

“Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yaitu) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (QS Al-Mu’minûn, 23:9-11)

Jaga 40 Rakaat dalam Sehari

 Seorang Muslim dapat mengoptimalkan ibadah pada hari-hari tersebut sehingga dia dapat meraih kecintaan Allah Azza wa Jalla. Satu di antaranya adalah dengan menjaga (minimal) 40 rakaat shalat dalam sehari semalam, baik fardhu maupun sunnatnya.

Apa sajakah itu? 17 rakaat shalat fardhu, 12 rakaat shalat Rawatib, 11 rakaat Tahajud dan Witir, minimal 2 rakaat shalat Dhuha.

Lebih banyak lagi bilangannya, itu lebih baik. Semisal Dhuhanya 4 sampai 8 rakaat, ditambah Tahiyatul Masjid 2 rakaat, ditambah shalat Hajat atau Istikharah atau shalat Tobat 2 rakaat.

“Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yaitu) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (QS Al-Mu’minûn, 23:9-11)

Jangan Sepelekan Sedekahnya Orang Miskin

ari Abdullah bin Mas’ud ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang terdesak oleh kebutuhan, kemudian (dia) mengadukannya kepada manusia, maka sangat layak apabila kebutuhan itu tidak mendapat kemudahan; akan tetapi siapa mengadukannya kepada Allah, niscaya Dia akan menganugerahkan rezeki yang cepat atau kematian yang lambat.” (HR Ahmad, No. 3513)

Maka, sangat layak apabila kita mendahulukan curhat kepada Allah sebelum curhat kepada manusia, meminta pertolongan kepada Allah sebelum kepada manusia. Andaipun harus meminta pertolongan kepada manusia, itu dilakukan dalam kerangka ikhtiar setelah hati sepenuhnya berserah kepada-Nya. Sesungguhnya, tiada sebaik-baik penolong selain Allah Azza wa Jalla.

Hati Tak Tenang, Galau, Resah Gelisah ? Konsumsilah Lima Jenis Obat Ini

Yahya bin Mu’adz (wafat 258 H / 871-2 M) adalah seorang zahid terkemuka yang berdakwah di wilayah Asia Tengah. Dia lahir di kota Rayy, berkelana ke Balkh, dan beberapa kota lainnya, lalu wafat di Naisabur (258 H / 871 M).

Ketika meninggal, Yahya bin Mu’adz meninggalkan banyak sekali nasihat hikmah. Petikan kata-kata hikmahnya tersebar dalam banyak kitab para ulama.

Salah satu perkataannya yang terkenal adalah:

“Ketahuilah, obat hati itu ada lima: membaca Al-Quran dengan memikirkan maknanya, berpuasa, shalat malam, memohon dan merendahkan diri kepada Allah di akhir malam, dan berteman dengan orang-orang saleh.” (Shifatush Shafwah)

Kunjungan yang Tidak Diridhai

Ada seorang guru melihat salah satu muridnya hendak pergi ke rumah temannya. Dia pun berkata, “Hendak ke manakah kamu?” Murid ini menjawab, “Aku ingin mengunjungi si Fulan.”

“Apakah kamu tahu penyakit (yang dapat merusak nilai kebaikan dari) berkunjung (bersilaturahim)?” Murid ini menjawab tidak.

“Ketahuilah Nak,” ujarnya, “Siapa mengunjungi saudaranya untuk mendapatkan lima perkara, niscaya kunjungannya tidak diridhai (tidak mendapatkan apa-apa) dari Allah Ta’ala. Kelimanya adalah:

·  berkunjung dengan niat mencari makan (meminta-minta);

·  berkunjung dengan niat dilihat orang demi popularitas dan kebanggaan;

·  berkunjung dengan niat untuk memperkenalkan (identitas) diri dan kedudukan agar dihargai dan dimuliakan (oleh yang dikunjungi);

· berkunjung dengan niat mendapatkan pujian orang lain;

·  berkunjung dengan niat untuk mendapatkan sesuatu (karena ketamakan).

Syaikh Abu Thalib Al-Makki, ‘Ilm Al-Qulûb (Terjemahan: Rahasia Ikhlas).

Mohonlah Kesabaran kepada Pemiiknya

Kesabaran adalah harta termahal yang Allah Ta’ala keruniakan kepada orang terpilih di antara hamba-hamba-Nya. Siapa memilikinya, niscaya dia akan mencapai apa yang diinginkannya: saat menuntut ilmu, saat menghapal Al-Quran, saat menjalankan ibadah, atau saat menjauhi kemaksiatan.

Maka, siapa ingin mendapati kebaikan dalam hidupnya, dia layak mengusahakan kesabaran menjadi bagian dari dirinya. Salah satunya adalah dengan memohonkan kepada Allah Ash-Shabr.

Ada janji dari Rasulullah saw. “Barangsiapa memohon kesabaran (kepada Allah), niscaya Allah akan memberikan kesabaran kepadanya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Bukankah Aku Telah Memberimu Minum dari Air yang Segar

Pernahkah kita menghitung nikmat yang telah Allah Ta’ala karuniakan kepada kita? Andaikan pernah, kita tidak akan sanggup menghitung karena saking banyaknya. Namun, yang pasti aneka nikmat ini akan Allah tanyakan saat Hari Perhitungan.

Air yang kita minum, makanan yang kita konsumsi, udara yang kita hirup, termasuk nikmat sehat, harta kekayaan, pasangan dan anak keturunan, dan berjuta nikmat dari Allah yang kita nikmati, semuanya akan ditanyakan: apakah digunakan untuk ketaatan ataukah untuk kemaksiatan.

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya awal mula perkara yang ditanyakan pada Hari Kiamat kepada seorang hamba, ialah tentang kenikmatan. Ditanyakan kepadanya, ‘Bukankah Kami (telah) menyehatkan badanmu dan memberimu minum dari air yang segar?'” (HR At-Tirmidzi)

Maka, sudahkah kita siap dengan jawabannya?