Akhlak Minimalis Seorang Muslim

Sahabat TASQ,

Jika belum bisa memberi manfaat, jangan membuat mudharat. Jika belum bisa menebar kebaikan, janganlah berbagi keburukan. Jadilah orang baik walau tidak kaya. Jadilah orang berguna walau tidak punya kedudukan. Inilah akhlak minimalis seorang Muslim.

Tentu saja, menjadi minimalis saja tidak cukup. Kita harus berusaha untuk bisa berakhlak maksimalis. Artinya, tidak sekadar baik, akan tetapi harus bisa menebarkan kebaikan kepada orang lain.

Maka, ada sabda kata-kata inspirasi dari Rasulullah saw. tentang keutamaan seorang Muslim maksimalis. Beliau bersabda:

“Sesungguhnya, di antara manusia ada yang menjadi kunci (pembuka) kebaikan dan ada juga yang menjadi penutup keburukan. Dan, ada pula yang menjadi kunci (pembuka) keburukan dan penutup kebaikan.

Maka, berbahagialah orang yang telah Allah jadikan sebagai pembuka kebaikan. Dan, celakalah orang yang telah Allah jadikan dia sebagai pembuka keburukan.” (HR Ibnu Majah)

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

#INFORMASI TAUSIYAH HARIAN

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Rahasia Ranjang, Umur dan Lapang Rezeki

Sahabat RSQ,

Apa yang paling dicari manusia di dunia? Panjang umur dan rezeki yang luas. Inilah yang siang malam diusahakan manusia. Demi mendapatkannya, manusia rela mengorbankan banyak waktu, tenaga, dan aneka kesenangan hidup yang dimilikinya, bahkan rela bermaksiat kepada Allah.

Dan ternyata, Rasulullah saw. telah menunjukkan jalan tercepat untuk mendapatkan keduanya. Jalannya tidak susah lagi tampak menyenangkan bagi orang yang paham akan keutamannya.

Beliau bersabda, “Siapa yang senang dipanjangkan umurnya dan ditambah (diluaskan) rezekinya, hendaklah dia berbakti kepada orangtuanya dan menyambungkan tali silaturahim.” (HR Ahmad)

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

#INFORMASI TAUSIYAH HARIAN

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Orang yang Paling Beruntung pada Bulan Ramadhan

Sahabat TasQ,

Mengapa shalat Tahajud atau shalat malam disunnat tidur terlebih dahulu? Salah satunya adalah agar kondisi badan kita lebih segar sehingga bisa menunaikan shalat dengan lebih segar, bersemangat dan tidak mengantuk.

Dalam kondisi fisik yang lelah dan mengantuk, kita akan sulit untuk bisa shalat dengan khusyuk dan nikmat. Apa kita kita baca akan melantur. Maka, Rasulullah saw. memerintahkan kita untuk tidur apabila rasa kantuk tidak bisa dikendalikan.

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Apabila seseorang di antara kalian mengantuk ketika shalat, hendaklah dia tidur sampai hilang rasa kantuknya (maksudnya, bersegera menyelesaikan shalatnya).” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

#INFORMASI TAUSIYAH HARIAN

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Tidur Dulu agar Tahajjudnya Tidak Mengantuk

Sahabat TasQ,

Mengapa shalat Tahajud atau shalat malam disunnat tidur terlebih dahulu? Salah satunya adalah agar kondisi badan kita lebih segar sehingga bisa menunaikan shalat dengan lebih segar, bersemangat dan tidak mengantuk.

Dalam kondisi fisik yang lelah dan mengantuk, kita akan sulit untuk bisa shalat dengan khusyuk dan nikmat. Apa kita kita baca akan melantur. Maka, Rasulullah saw. memerintahkan kita untuk tidur apabila rasa kantuk tidak bisa dikendalikan.

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Apabila seseorang di antara kalian mengantuk ketika shalat, hendaklah dia tidur sampai hilang rasa kantuknya (maksudnya, bersegera menyelesaikan shalatnya).” (HR Al-Bukhari dan Muslim)


#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

#INFORMASI TAUSIYAH HARIAN

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Jaga Rahasia Ranjangmu, Jangan Disebarkan!

Sahabat RSQ,

Sebaik-baik gangguan istri kepada suami adalah saat dia membangunkan suaminya untuk shalat Tahajud. Inilah gangguan yang dibenarkan karena Rasulullah saw. sendiri yang memerintahkannya. Karena, berawal dari gangguan semacam inilah, suami istri bisa meraih rahmat Allah. Keduanya pun akan tergolong sebagai pasangan yang bertakwa.

Abu Hurairah ra. dia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Allah merahmati seorang lelaki yang bangun pada malam hari, lalu ia shalat dan membangunkan istrinya. Jika istrinya menolak, dia memercikkan air pada wajahnya.

Allah merahmati seorang perempuan yang bangun pada malam hari, lalu dia shalat dan membangunkan suaminya. Jika suaminya menolak, dia memercikkan air pada wajahnya.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah, An-Nasa’i, dan Ahmad)

“Barangsiapa yang bangun malam dan membangunkan istrinya kemudian mereka berdua melaksanakan shalat dua rakaat secara bersama, maka mereka berdua akan dicatat sebagai orang yang selalu mengingat Allah Ta’ala.” (HR Abu Dawud)

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

#INFORMASI TAUSIYAH HARIAN

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Kalau Makan Cukuplah, Cukuplah Satu Usus, Jangan Tujuh Usus

Sahabat TasQ,

Jangan sampai, nama kita islami banget, baju kita pun sama, bahkan omongan kita pun banyak istilah Arabnya, tapi cara makan kita mirip orang kafir. Bagaimana bisa? Kalau makan kekenyangan dan tampak kurang beradab.

Ini mirip dengan makannya orang kafir. Rasulullah saw. bersabda, “Orang Mukmin makan dengan satu usus, sedangkan orang kafir makan dengan tujuh usus.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Apa maknanya? Seorang Muslim makan sesuai etika syariat. Dia pun makan dengan satu usus (makan secukupnya). Adapun orang kafir makan sesuai tuntunan syahwat, rakus dan penuh nafsu. Itulah mengapa, dia makan dengan usus yang banyak (makan sepuasnya).

Karena makannya banyak, dia tidak ingat dengan orang lain, yang penting kenyang tidak peduli orang lain kelaparan. Maka, Rasulullah saw. menganjurkan kita untuk makan secukupnya dan merasa cukup dengan sebagian makanan sehingga ada jatah yang bisa dimakan orang lain.

“Makanan untuk satu orang cukup untuk dua orang. Makanan untuk dua orang cukup untuk tiga orang. Dan, makanan untuk tiga orang cukup untuk empat orang.” (HR Al-Bukhari)

Beliau pun menyebutkan bahwa sebaik-baik yang dimakan oleh seorang Muslim ada pada sepertiga perutnya, minuman dalam sepertiganya dan sepertiga lainnya untuk napasnya.

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

#INFORMASI TAUSIYAH HARIAN

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Malaikat Mencatat Amal pun Tidak Tahu Besarnya Pahala Berpuasa!

Sahabat TasQ,

Adakah yang tahu seberapa besar pahala berpuasa? Jangankan kita, malaikat pencatat amal pun tidak tahu. Hanya Allah-lah yang tahu besaran pahala bagi orang yang berpuasa.

Dalam sebuah hadits qudsi Allah Azza wa Jalla berfirman, “Setiap amal kebaikan akan diberi pahala sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. (Adapun) puasa adalah untuk-Ku dan Akulah yang akan memberi pahala atasnya …” (HR At-Tirmidzi)

Maka, pantaskah kita apabila berpuasa akan tetapi tidak serius menjalaninya, penuh keluh kesah dan keterpaksaan? Sesungguhnya, puasa adalah persembahan seorang hamba kepada Rabbnya Yang Mahatinggi. Bagaimana mungkin seorang hamba yang hina dina memberi persembahan yang buruk kepada Rajanya, kepada Rabbnya yang Mahatinggi.


#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

#INFORMASI TAUSIYAH HARIAN

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

Semoga informasi ini bermanfaat ya.