Nikmati Kebersamaan dengan Keluarga

Setiap hadirnya bencana yang merenggut banyak korban, kita kembali diingatkan akan betapa lemah, ringkih, dan tidak berdayanya manusia di hadapan kuasa Allah Azza wa Jalla. Apa yang Dia titipkan kepada kita, entah harta, keluarga, bahkan nyawa sekalipun, dengan kesempurnaan ilmu dan kehendak-Nya, bisa diambil dalam sekejap mata.

Maka, di antara pelajaran yang bisa kita ambil adalah bersyukur dan teruslah bersyukur atas segala nikmat, sebelum nikmat tersebut diambil kembali oleh pemiliknya. Salah satunya saat Allah masih memberi kita kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga, bermain dengan anak, ngobrol dengan orangtua. Karena boleh jadi, kesempatan tersebut tidak akan terulang dua kali.

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Kurang Bersyukur = Hidup Ruwet

Yang membuat kita sengsara bukan karena kurangnya harta. Yang menjadikan kita nelangsa bukan karena tiadanya karunia. Yang menyebabkan kita sengsara lagi nelangsa adalah tidak bersyukur dan merasa cukup dengan apa yang ada (qana’ah). Lalu, pada saat yang sama, kita menginginkan apa yang ada di tangan orang lain.

Maka, Rasulullah saw. mengajarkan, “Sungguh beruntung seorang Muslim yang diberi rezeki secukupnya dan Allah membuatnya rela dengan pemberian-Nya itu.” (HR Muslim)

Maka, yang paling nikmat bukan saat ada harta dalam genggaman, atau sehatnya badan, atau promosi jabatan, atau dikarunia anak keturunan. Akan tetapi, yang paling nikmat dengan hadirnya semua itu adalah manakala rasa syukur kita semakin bertambah. Salah satu cirinya adalah kita semakin taat dan dekat kepada-Nya.

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT : wa.me/6281223679144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Ingin Punya Anak Saleh? Jadilah Orangtua yang Saleh

Siapapun yang menginginkan anaknya menjadi orang saleh lagi terjaga dari keburukan, dia layak untuk mensalehkan diri dan memperkuat ibadahnya. Sesungguhnya, kesalehan orangtua bisa menjadi jalan datangnya pertolongan Allah bagi anak keturunannya.

Ada keteladanan yang mengagumkan dari Said bin Al-Musayib, seorang ulama terkemuka dari kalangan tabi’in, yang juga menantu dari sahabat Abu Hurairah ra. Satu ketika dia berkata kepada anaknya:

“Sungguh akan kutambahkan jumlah rakaat shalat sunnahku demi engkau (wahai anakku) agar dirimu terjaga (dari keburukan dan maksiat) karena kebaikan yang aku lakukan.” (Jami’ Al-Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al-Hanbali, 1/467)


#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT : wa.me/6281223679144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Kapan Kita Terakhir Kali Menangis karena Ingat Dosa?

Saudaraku, kapan terakhir kali kita menangis karena ingat dosa? Kapan kita menangis karena takut kepada Allah?

Jika belum pernah barang sekali pun, atau sudah lama tidak melakukannya, atau mata kita sangat susah untuk mengeluarkan air mata karena menyesali dosa, maka menangislah karena kita tidak menangis. Menangislah karena hati ini terlalu keras membatu sehingga limpahan hidayah tidak bisa memasukinya.

Sungguh, menangis karena Allah adalah tangisan yang paling berharga. Bagaimana tidak, setiap tetesannya bisa menghapuskan dosa dan memadamkan api neraka. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa ada mata yang tidak akan tersentuh oleh api neraka (salah satunya adalah) mata yang menangis karena takut kepada Allah (HR At-Tirmidzi)

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,


📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.
#quotestehninih

Awali dan Akhiri Hari dengan Bacaan Al-Quran

Ada banyak cara meraih keberkahan dalam hidup, kelapangan dada, ketenangan jiwa, dan kemudahan atas segala urusan. Satu di antaranya adalah mengawali hari dengan bacaan Al-Quran dan menutup hari dengan bacaan Al-Quran. Sebelum bekerja dan beraktivitas bacalah Al-Quran. Sebelum tidur baca pula Al-Quran.

Kita dapat berkaca pada kebiasaan Rasulullah ﷺ sehari-hari. Dalam satu riwayat disebutkan bahwa saat bangun dari tidur beliau membaca sepuluh ayat terakhir surat Ali Imran. Adapun sebelum tidur beliau tidak pernah melepaskan diri dari membaca Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-Nâs serta dua surat unggulan, yaitu Al-Mulk dan As-Sajdah.

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT : wa.me/6281223679144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Hapuskan Dosa Besar dengan Memuliakan Orangtua

Ridha Allah ada pada keridhaan orangtua. Murka Allah pun ada pada kemurkaan orangtua (HR Al-Hakim dan Ibnu Hibban). Maka, manakala seseorang pernah melakukan suatu dosa besar, berbakti kepada orangtua bisa menjadi jalan datangnya ampunan Allah Azza wa Jalla atas dosa-dosa tersebut.

Ibnu Umar ra. meriwayatkan bahwa ada seseorang menghadap Nabi ﷺ dan berkata, “Wahai Rasulullah, aku telah melakukan dosa besar. Apakah ada tobat untukku?”

Nabi ﷺ bertanya, “Apakah engkau masih memiliki ibu?” Dia menjawab, “Tidak!”

Beliau bertanya kembali, “Apakah engkau masih memiliki bibi?” Dia menjawab, “Iya.” Nabi ﷺ pun bersabda, “Berbaktilah kepadanya.” (HR At-Tirmidzi dan Al-Hakim)

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,


📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Jauhi yang Tidak Perlu

Kewajiban kita kepada Allah lebih banyak dari jatah usia kita. Maka, jangan habiskan waktu untuk hal yang sia-sia, apalagi untuk perbuatan dosa. Jauhi gosip, ghibah, atau hiburan yang melalaikan, termasuk penggunaan hape yang tidak terkendali.

Itu semua sangat menyita waktu produktif kita, membebani pikiran, dan menambah masalah. Dengan menjauhinya, in syâ Allah hidup akan lebih ringan, masalah akan banyak berkurang, dan kewajiban kita akan tertunaikan dengan lebih baik.

Dan, cukuplah firman Allah Ta’ala sebagai sebaik-baik motivasi, “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.” (QS Al-Mu’minûn, 23:1-3)

#quotestehninih