Doa untuk Mengikis Rasa Benci di Dalam Hati

Kebencian dan dendam tidak layak hadir dalam hati seorang Muslim. Apalagi perasaan tersebut tertuju kepada saudara seiman. Itulah mengapa, Al-Quran mengabadikan satu doa yang dapat kita dawamkan manakala terbersit kebencian kepada seseorang yang baik agamanya.

Dengan doa tersebut, kita bermohon kepada Allah Ta’ala agar Dia berkenan menghilangkan kebencian tersebut dari hati kita. Sesungguhnya, Allah adalah Zat Yang Mahakuasa untuk membolak-balikkan hati.

“Rabbanaghfir lanâ wa li’ikhwâni-nalladzîna sabaqûna bil îmâni wa lâ taj`al fî qulûbinâ ghillal-lil-ladzîna âmanû rabbanâ innaka ra’ûfur-rahîm.

Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Hasyr, 59:10)

Jangan Segan untuk Meminta Maaf

DI antara ciri orang cerdas adalah dia yang senantiasa menimbang semua yang diperbuatnya dengan timbangan akhirat. Apakah yang dilakukannya akan membawa maslahat di akhirat atau malah mendatangkan mudharat? Kalau membawa manfaat, dia lanjutkan. Kalau membawa mudharat, dia hentikan.

Maka, andaikan dia terjerumus pada satu dosa, semisal terlanjur berbuat zalim kepada saudaranya, dia tidak akan segan untuk meminta maaf dan keridhaan orang yang dizalimi, apapun risikonya.

Mengapa? Agar di akhirat dia terbebas dari hukuman Allah.

Sesungguhnya, Rasulullah saw. pernah bersabda, “Siapa yang pernah berbuat aniaya (zalim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya (pemaafannya) pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari di mana tidak lagi bermanfaat dinar dan dirham.

Jika dia tidak melakukannya, niscaya (pada Hari Kiamat) amal saleh akan diambil darinya sebanyak kezalimannya. Apabila dia tidak memiliki kebaikan lagi, maka keburukan orang yang dizaliminya itu akan diambil lalu ditimpakan kepadanya.” (HR Al-Bukhari, No. 2449)

Al-Quran, Suplemen Terbaik bagi Diri

Al-Quran adalah suplemen terbaik bagi orang yang hati dan pikirannya terbuka. Semakin dibaca dan dihayati, niscaya akan semakin kuat pula kadar keimanan dalam dirinya.

“Sesungguhnya, orang-orang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal.” (QS An-Anfâl, 8:2)

Kedalaman Makna Ash-Shamad

Siapa yang tengah galau hatinya atau resah gelisah qalbunya karena tumpukan aneka masalah yang memberatkan punggungnya, dia layak untuk membaca, merenungkan dan mengulang-ulang untuk membaca salah satu nama Allah, yaitu Ash-Shamad.

Sehingga, tertanam dalam hati dan pikiran bahwa Dialah Allah sebagai sebaik-baik penolong, pemberi, sandaran hidup, dan penuntas segala harapan.

Lalu, apa makna Ash-Shamad, sebagaimana sering kita baca dalam surat Al-Ikhlas ayat ke-2?

Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menuliskan sejulamha makna dari Ash-Shamad, yaitu: (1) Yang bergantung kepada-Nya seluruh makhluk dalam kebutuhan dan permintaan, (2) Tuan yang Mahasempurna ketuanan-Nya lagi Yang Mulia lagi Mahasempurna kemuliaan-Nya.

Makna lainnya adalah (3) Yang Mahahidup dan Berdiri Sendiri yang tidak ada akhirnya, kemudian (4) Yang tidak diberi makan, dan (5) cahaya yang bersinar terang.

Satu Kepastian dalam Hidup

Dalam keburukan orang lain terkadang ada kebaikan yang bisa kita ambil. Satu yang paling dahsyat pahalanya adalah mendamaikan dua orang yang bersengketa. Apalagi kalau yang bersengketa itu suami dan istri, kakak dan adik, atau orang yang punya hubungan kekerabatan.

Siapa melakukannya, niscaya dia akan mendapatkan pahala yang lebih utama daripada supasa, shalat dan sedekah. Dari Abu Darda ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:

“Maukah aku kabarkan kepadamu satu amalan yang lebih utama daripada derajat puasa, shalat dan sedekah?” Sahabat menjawab, “Iya (kami mau).”

Beliau pun bersabda, “Mendamaikan dua orang yang bersengketa …” (HR Abu Dawud, Ahmad, At-Tirmidzi, dalam Shahih Al-Jami’, No, 2595)

Mengapa amalan ini demikian besar pahalanya? Sesungguhnya, ketika seseorang bisa mendamaikan dua orang yang bersengketa, dia seakan telah memutus lingkaran setan keburukan yang dihasilkan oleh persengketaan tersebut. Pada saat yang sama, dia telah membuka pintu-pintu kebaikan dari hadirnya perdamaian.

Tiga Sura Dahsyat yang Tidak Ada dalam Kitab Suci Mana Pun

Jangan sepelekan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nâs. Ketiganya termasuk surat paling istimewa di dalam Al-Quran. Karena nilai keutamaannya, tidak sekadar karena redaksinya yang pendek, ketiganya menjadi surat yang paling banyak dihapal, dibaca dan didijadikan doa selain surat Al-Fatihah.

Dan, tahukah Anda seberapa besar keangunan ketiga surat ini? Simaklah apa yang disabdakan Rasulullah saw.

Diriwayatkan oleh ‘Uqbah bin Amir ra. bahwa Rasulullah saw. bertanya kepadanya, “Apakah engkau ingin aku ajarkan surat-surat yang tidak diturunkan dalam Taurat, Zabur, Injil dan tiada ada yang sebanding dengannya dalam Al-Quran?

Tidaklah datang malam hari melainkan engkau membacanya pada malam tersebut: qul huwallâhu ahad, qul a’ûdzu bi rabbil falaq, dan qul a’ûdzu bi rabbin nâs.” (HR Ahmad)

Amalan Paling Setia Bagi Seorang Mukmin

Tidak ada amalan yang setia menyertai seorang Mukmin selain kebersamaannya dengan Al-Quran. Dia tidak hanya menyertai di dunia! Saat seseorang mamasuki surga sekalipun, dia akan ikut serta.

Pada saat itu, kepada shahihul Quran akan dikatakan, “Bacalah dan naiklah, serta bacalah dengan tartil (jangan terburu-buru), sebagaimana engkau membacanya dengan tartil di dunia. Sesungguhnya, tempatmu (di surga) adalah pada akhir ayat yang engkau baca (hapal).” (HR Abu Dawud)

Maka, dalam hadits dari Aisyah ra. disebutkan bahwa tingkatan dalam surga-Nya Allah sesuai dengan jumlah ayat dalam Al-Quran. Ini artinya tidak ada yang lebih tinggi derajatnya di dalam surga Allah selain Ahlul Quran