Antarkanlah Tamu Sampai ke Pintu Pagarmu!

Sahabat RSQ,

Saat tamu hendak pulang ke rumahnya, sebagai tuan rumah kita layak mengantarkannya sampai ke halaman rumah. Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. bersabda bahwa di antara perbuatan sunnah adalah mengantarkan tamu saat dia hendak pulang sampai pintu halaman rumah kita (HR Ibnu Majah).

Hal semacam ini menunjukan ketinggian adab seorang Muslim kepada sesamanya. Dengan perlakuan semacam ini pula, orang yang bertamu akan merasa dihargai, dihormati dan diperlakukan istimewa. Hal semacam ini pada gilirannya akan menumbuhkan rasa cinta dan saling menghargai di tengah masyarakat.

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Carilah Kebaikan dari Kekurangan Pasangan

Sahabat RSQ,

Punya pasangan, jangan fokus pada kekurangannya, nanti dia akan tampak semakin buruk. Andai mendapati kekurangan pada dirinya, dan kita tidak atau belum bisa memperbaikinya, carilah kebaikan yang ada pada kekurangannya.

Misal, punya pasangan kurus, carilah 1001 satu kebaikan dari orang kurus. Punya pasangan pendek, carilah kebaikan dari pendeknya. Punya pasangan cerewet, lihatlah sisi baiknya dari kecerewetannya itu. In syaa Allah, kalau kita mau berpikir jernih, akan ada banyak kebaikan yang bisa kita lihat dari kekurangan yang ada pada pasangan.

Dan, yang terpenting, mintalah terus kepada Allah Ta’ala agar diberi kemampuan untuk terus bersyukur atas segala nikmat yang diberikan-Nya, termasuk pasangan (suami atau istri) bagaimana pun keadaannya.

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Keistimewaan Shafura yang Membuat Musa as. Jatuh Hati

Sahabat RSQ,

Al-Quran tidak menggambarkan sosok Shafura, si gadis negeri Madyan, sebagai sosok yang cantik, semampai, cerdas atau terpandang. Al-Quran hanya menyebut akhlak utama yang dimilikinya sebagai seorang wanita, yaitu punya rasa malu yang memenuhi tingkah lakunya. “Tamsyi ‘ala istihyaa’i, berjalan dengan penuh rasa malu.” (QS Al-Qashshash, 28:25)

Untuk Shafura inilah, Musa as. rela mengabdikan diri untuk bekerja di rumah orangtuanya, yaitu Nabi Syu’aib as. selama sepuluh tahun sebagai mahar (QS Al-Qashshash, 28:25).

Dan, pernikahan antara Musa as. dengan Shafura sejatinya adalah pernikahan dua sosok ideal. Yang satu adalah wanita dengan mahkota yang berharga, yaitu rasa malu sebagai buah dari keimanan dan hasil didikan yang paripurna.

Adapun yang satunya lagi adalah sosok lelaki dengan harta yang sangat berharga, yaitu kekuatan fisik yang paripurna, kecerdasan pikiran, sikap yang berwibawa lagi keimanan yang sempurna.

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Jangan Biarkan Saudarimu Menanggung Beban Seorang Diri!

Sahabat RSQ,

Siapa yang mau ditinggal wafat oleh suami, terlebih lagi saat anak-anak masih kecil? Siapa yang mau menjadi single parents, yang bekerja sendiri, pontang panting mencari sesuap nasi, demi menghidupi anak tanpa kehadiran suami?

Tapi, itulah realitas kehidupan. Apa yang kita inginkan kerap berbeda dengan kenyataan. Ada banyak ibu muda yang terpaksa banting tulang untuk menghidupi anak-anaknya yang belum sampai usia akil baligh karena telah ditinggal wafat oleh suaminya.

Sesungguhnya, apabila hal ini terjadi, si wanita tidak layak untuk menanggung beban seorang diri untuk menghidupi anak-anaknya yang yatim. Karena dalam Islam, sang ayah atau keluarganya (terkhusus ayah, kakak dan adik laki-laki dari suaminya) memiliki kewajiban untuk menafkahi sang anak sampai dia mampu untuk berusaha sendiri (QS Al-Baqarah, 2:233 dan An-Nisâ’, 4:34)

Terkait hal ini, Imam Al-Mardhawi menuliskan dalam kitabnya (Al-Inshaf fi Ma’rifati Ar-Rajih Minal Khilaf, 9:393) bahwa:

“Termasuk yang wajib dinafkahi oleh seseorang (bagi anaknya) adalah bapaknya, kakeknya, dan seterusnya ke atas. Kemudian anaknya, cucunya dan seterusnya ke bawah (bagi bapak).”

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bunda, Jangan Tidur Sebelum Kau Doakan Anak-Anakmu!

Sahabat RSQ,

Setiap orangtua diberikan satu keistimewaan atau anugerah yang bisa menentukan takdir seorang anak, baik ataukah buruk. Anugerah tersebut adalah doa. Ya doa! Sesungguhnya, doa orangtua kepada putra-putrinya termasuk doa yang ijabah, makbul dan menembus langit.

Maka, jangan sampai anugerah itu disia-siakan. Manfaatkanlah sebaik-baiknya. Gunakanlah sesering-seringnya, terkhusus pada saat-saat spesial, semisal pada sepertiga malam terakhir, setelah shalat, atau menjelang tidur.

Ada sebuah pesan yang sangat menyentuh hati dari seorang psikolog asal Kuwait, yaitu Dr. Fauzia Addabbus. Dia menuliskan satu pesan untuk para ibu dalam laman medsosnya.

“Wahai para ibu, janganlah engkau tidur setiap malam sebelum kau angkat kedua tanganmu sambil menyebutkan satu persatu nama anak-anakmu, dan mengabarkan kepada-Nya bahwa engkau ridha atas mereka.”

Bagaimana doanya? Kita bisa berdoa dengan redaksi yang kita bisa. Salah satunya adalah sebagaimana Dr. Fauzia contohkan:

اللهم إني أُشهدك أني راضية عن إبني/إبنتي (…..) تمام الرضا وكمال الرضا ومنتهي الرضا

فاللهم انزل رضوانك عليهم برضائي عنهم

Allaahumma innii usyhiduka annii raadhiyah ‘an ibnii/ibnatii … (sebutkan nama anak-anakmu satu persatu) … tamaamar-ridha wa kamaalar-ridha wa muntahayir-ridha. Fallaahumma anzil ridhwaanaka ‘alaihim bi ridhaaii ‘anhum.

“Ya Allah, aku bersaksi kepadaMu bahwa aku ridha kepada anak-anakku (…….) dengan keridhaan paripurna, ridha yang sempurna dan ridha yang paling komplit. Maka, turunkan ya Allah keridhaan-Mu kepada mereka demi ridhaku kepada mereka.”

Cobalah praktikkan secara istiqamah, lalu lihat dan rasakanlah hasilnya. In syâ Allah dahsyat!

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Menikahlah Karena Allah

Sahabat RSQ,

Dalam Islam nikah adalah ibadah yang pahalanya sangat luar biasa. Maka, merugilah orang yang tidak mau menikah atau menunda-nunda nikah padahal dia mampu untuk menjalaninya.

Ingatlah, nikah adalah setengah dari agama. Dengan nikah, kita telah menjalankan salah satu sunnah agung Rasulullah saw. Dengan nikah yang tadinya haram dilakukan menjadi halal bahkan berpahala.

Dengan nikah terjalin hubungan persaudaraan, bukan hanya antara sepasang laki-laki dan perempuan, tetapi juga terhubungnya dua keluarga besar. Dengan menikah ada banyak amal ibadah yang bisa tertunaikan dengan sempurna. Dengan menikah, hati menjadi tenang, lapang, dan gembira. Dengan menikah, rezeki kita diluaskan.

“Katakanlah, ‘Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)’. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS Saba’, 34:39)

Dan, dengan menikah pula pertolongan Allah menjadi sangat dekat, asalkan nikahnya karena mengharap keridhaan Allah. Nabi saw. bersabda:

“Ada tiga orang yang akan mendapatkan pertolongan Allah: (1) orang yang berjihad di jalan Allah, (2) orang yang menikah demi menjaga kesucian dirinya, dan (3) budak mukatab yang ingin membebaskan dirinya.” (HR At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah)

 

 

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bersabarlah!

Sahabat RSQ,

Ujian hidup, termasuk dalam kehidupan rumahtangga, adalah tangga utama bagi seorang hamba untuk menggapai keridhaan dan surga-Nya. Siapa bersabar menjalaninya, ada surga di penghujungnya.

“Salâmun ‘alaikum bimâ shabartum (keselamatan atasmu berkat kesabaranmu). Maka, alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS Ar-Ra’d, 13:24)

Adapun makna bersabar di sini adalah menahan diri untuk tidak berkeluh kesah, tidak berburuk sangka dan berputus asa dari rahmat-Nya, termasuk pula bersabar untuk terus mendekat kepada-Nya dan berikhtiar mencari solusi di jalan yang diridhai-Nya.

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,


📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.