Anda Sayang Anak? Jadilah Orangtua Saleh!

Sahabat RSQ,

Andai kita adalah tua, berusahalah agar menjadi orangtua yang saleh. Mengapa? Agar dengan kesalehan tersebut, Allah Ta’ala berkenan menyelamatkan dan mengangkat derajat anak keturunan kita selepas kematian kita.

Ada satu perkataan dari sahabat Ibnu Abbas sebagaimana dinukilkan oleh Sa’id bin Jubair bahwa, “Allah mengangkat derajat anak cucu seorang Mukmin setara dengannya, meskipun amal perbuatan anak cucunya di bawahnya, agar kedua orangtuanya tenang dan bahagia. Kemudian beliau membaca firman Allah (QS Ath-Thûr, 52:21):

‘Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan’, kemudian beliau berkata, ‘Dan kami tidak mengurangi dari bapak-bapak mereka apa yang kami berikan kepada anak mereka’.” (As-Silsilah Ash-Shahihah, No. 2490 5/495)

Terkait hal ini, Imam Ibnu Katsir memberikan komentar, “Ini adalah keutamaan dari Allah Ta’ala kepada anak keturunan karena berkah dari amal kebaikan bapak-bapak (orangtua) mereka. Adapun adapun keutamaan dari Allah kepada bapak-bapak (orangtua) mereka adalah kerena berkah doa anak-anak mereka.”

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,


📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya

Tidak Ada yang Namanya Anak Nakal

Sahabat RSQ,

Di antara kesalahan orangtua, disadari atau tidak, adalah menganggap anak layaknya rang dewasa. Maka, sikap dan penilaian yang ditampilkan kepada anak, layaknya sikap dan penilaian kepada orangtua. Padahal, anak adalah anak: pola pikir, pola sikap, dan kebiasaannya adalah murni anak-anak.

Saat dia melakukan kesalahan, itu karena dia belum mengerti. Saat dia melakukan kegaduhan, itu karena dia belum paham. Saat dia menangis ingin sesuatu, itu karena kemampuannya hanya sampai di sana.

Maka, ada nasihat berharga dari Al-Habib Ali Zainal Abidin Al-Jufri:

“Tidak ada anak yang nakal, yang ada hanyalah anak yang belum mengerti. Tidak ada anak yang nakal, yang ada hanyalah orangtua yang tidak sabar.”


#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,


📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Ringankan Hidup dengan Memangkas Keinginan

Sahabat RSQ,

Bagi seorang Muslim, makan itu sederhana, tidak neko-neko, beberapa suap makanan yang bisa menguatkan tulang punggung untuk beraktivitas (beribadah, bekerja, termasuk pula mengurus rumahtangga), itu sudah cukup.

Demikian pula dengan tidur. Bisa tidur nyenyak itu sudah cukup. Kendaraan dan rumah pun demikian, bisa optimal dalam menyampaikan ke tempat tujuan, atau rumah bisa layak untuk berteduh dan berkumpul dengan keluarga, itu sudah cukup.

Adapun yang membuat ribet, susah dan mahal adalah keinginan akan hal-hal yang sebenarnya tidak diperlukan, atau sesuatu yang kurang penting, semisal gengsi, tuntutan kelompok, dan tentu saja hati yang tidak pernah puas dengan karunia yang ada.

Maka, ada perkataan yang sangat bagus dari Gus Baha (KH Ahmad Bahauddin Nursalim). “Mengapa kita sedemikian ribet dalam hidup? Karena, kita terlalu berlebihan dan menginginkan banyak hal yang sebenarnya tidak diperlukan.”

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,


📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bolehkah Seorang Suami Memukul Istrinya

Sahabat RSQ,

Bolehkah seorang suami memukul istrinya? Boleh, akan tetapi ada syarat dan ketentuan yang berlaku. Apakah itu?

Memukul istri (dalam rangka mendidik atau menyadarkannya sehingga dia mau memenuhi hak suami atau taat kepadanya) adalah jalan terakhir yang dapat ditempuh oleh seorang suami. Itu pun dilakukan dengan syarat yang sangat ketat.

Sebelum memukul, wajib bagi suami untuk (1) menasihatinya secara baik, lakukan proses dialog, atau bicara dari hati ke hati. Apabila cara ini tidak berhasil, suami (2) bisa mendiamkannya dan tidak tidur bersamanya. Jika ini pun gagal, (3) barulah seorang suami memukulnya.

Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nisâ’ (4:34), “Istri-istri yang kalian khawatirkan melakukan pembangkangan (tidak memenuhi hak suami), maka nasehatilah mereka, diamkan mereka di tempat tidur, dan pukullah mereka. Apabila mereka menaati kalian, maka jangan kalian cari jalan untuk merugikan mereka.”

Pertanyaannya, pukulan seperti apa yang boleh dilakukan oleh suami?

Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, dalam Jâmi’ul Bayân fi Ta’wîlil Qur’ân (8:314) menyebutkan bahwa suami hanya dengan boleh pukulan yang sangat ringan dalam rangka mendidik, seperti memukul dengan siwak atau sikat gigi dan semisalnya.

Artinya, bukan pukulan kriminal seperti pukulan yang mematikan, mengakibatkan cacat permanen, luka berdarah atau patah tulang, membuat lebam, atau sangat menyakitkan.

Demikian pula tidak boleh memukul wajah dan bagian-bagian tubuh yang membahayakan, tidak boleh memukul di luar rumah, tidak boleh memukul di satu bagian tubuh secara berulang-ulang.

Disarikan dari https://islam.nu.or.id/nikah-keluarga/bolehkah-suami-memukul-istri-dalam-islam-begini-penjelasannya-8BeZZ

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,


📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Permudahlah dalam Hal Tawar Menawar

Sahabat RSQ,

Jangan bangga saat bisa menawar barang sampai semurah-murahnya, apalagi bagi pedagang kecil yang keuntungannya tidak seberapa. Jangan sampai banyak waktu terbuang karena alotnya tawar menawar dengan penjual. Apalagi menjadi pembeli zalim yang senang membuat sulit penjual, atau penjual yang teramat pelit kepada pembeli, untuk keduanya kita dianjurkan untuk menjauhinya.

Jadilah orang yang gampangan, mudah, lagi tidak suka mempersulit, dan lebih suka mengalah pada hal-hal yang bukan prinsip. Mengapa? Karena, sikap semacam ini lebih dekat dengan kecintaan Allah, menumbuhkan rasa kasih sayang dan simpati di antara manusia, serta lebih menenangkan lagi melembutkan hati.

Sesungguhnya, ada doa dari Rasulullah saw. kepada orang-orang semacam ini. Dari Jabir bin Abdillah ra. bahwa Nabi saw. bersabda, “Semoga Allah merahmati orang yang mudah ketika menjual, ketika membeli, dan ketika menuntut hak.” (HR Al-Bukhari, No. 2076 dan Ahmad, No. 14.659)

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,


📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Pasanganmu Teman Sejatimu

Sahabat RSQ,

Ada banyak teman yang bisa kita temui. Ada banyak kawan yang bisa diajak pergi. Ada banyak pula sahabat yang bisa kita kunjungi. Namun, tiada seorang pun teman, kawan atau sahabat sejati yang bisa kita ajak sehidup semati, enta dalam susah dan senang, selain istri atau suami sendiri.

Ya, tiada satu pun teman yang akan selalu hadir dalam hidup seorang istri, kecuali suaminya, demikian pula sebaliknya. Imam Ibnu Katsir berkata:

“Tidak ada persahabatan yang lebih besar di antara dua ruh dibandingkan persahabatan di antara pasangan suami istri.” (Tafsir Ibnu Katsir, 3:528)

Maka, pintar-pintarlah dalam memilih calon pasangan karena dialah sosok yang akan membersamai kita sampai akhir hayat. Bagi yang sudah punya pasangan, pintar-pintarlah dalam memberi kebahagiaan dan bimbingan agar dia bisa menjadi partner hidup yang menyenangkan.

 

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Jika Suami Meninggal atau Meninggalkanmu

Sahabat RSQ,

Jika suamimu meninggal atau meninggalkanmu, mampukah dirimu hidup dan mengurus anak-anakmu sendiri?

Berat memang ditinggal pasangan. Berat secara mental kejiwaan. Berat secara fisik. Berat secara finansial. Berat pula secara status di tengah masyarakat.

Itulah mengapa, tanpa menafikan kuasa Allah untuk memberi rezeki, seorang Muslimah dituntut untuk memiliki kesiapan mental saat dihadapkan pada situasi dan kondisi semacam ini.

Sedih pasti, pilu pasti, remuk redam pun adalah keniscayaan. Namun, semua itu tidak akan menyelesaikan masalah. Maka, selagi ada waktu, selagi muda dan ada kesempatan, seorang Muslimah wajib untuk terus meng-upgrade diri sehingga dia bisa kuat, mandiri dan punya keterampilan dalam menjemput rezeki.

Dengan demikian, tanpa kehadiran seorang suami pun, dia masih bisa eksis

 

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.