WhatsApp Image 2020-07-15 at 07.16.51

Bekalnya Ilmu dan Kesabaran

Menikah adalah separuh agama. Pahalanya pun separuh dari amal seorang hamba. Maka, jangan heran kalau tantangannya, kesulitannya, suka dukanya separuh hidup.

Siapa menikah, berumahtangga, apalagi sampai punya anak keturunan, akan tetapi dia tidak membekali dirinya dengan ilmu, kesabaran, yang berbasis pada lurusnya niat untuk meraih ridha-Nya, dan sumber nafkah yang halal, niscaya kesusahan yang akan dia dapatkan, aneka yang akan dia dapatkan. Bukan baiti jannati yang diraih, tetapi baiti naari yang dirasa.

Maka, penting bagi yang akan membina rumahtangga untuk berilmu sebelum berpasangan. Beriman sebelum berganti status. Berakhlak sebelum punya anak. Atau, bagi yang sudah terlanjur berumahtangga, ilmu, iman, dan amalnya harus terus diperbaharui.

Cukuplah ayat ini sebagai peringatan, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS At-Tahrim, 66:6)

WhatsApp Image 2020-07-14 at 09.11.55

Anak Sholih Yang Ditinggalkan

Setiap orangtua layak bersungguh-sungguh untuk mengajarkan anak-anaknya Al-Quran: minimal mengajari mereka membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Atau minimal, mengajarkan surat yang paling sering dibaca, yaitu Al-Fatihah.

Selain menjadi kewajiban terbesar orangtua, mengajarkan Al-Quran kepada anak adalah investasi paling menguntungkan. Saat anak bisa Al-Fatihah karena kita, orangtuanya, tak kurang dari 17 kali sehari semalam dia akan membacanya. Dan, itulah pahala yang akan terus mengalir.

Rasulullah saw. bersabda, “Siapa menunjuki (mengajarkan) kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR Muslim, No. 1893)

Atau, dalam hadits lain yang semakna, “Siapa menjadi pelopor suatu amalan kebaikan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya ganjaran semisal ganjaran orang yang mengikutinya dan sedikitpun tidak akan mengurangi ganjaran yang mereka peroleh.” (HR Muslim, No. 1017)

Beliau pun bersabda, “Siapa membaca Al-Quran dan mengamalkan isinya, Allah memakaikan pada kedua orang tuanya di hari kiamat suatu mahkota yang cahayanya melebihi cahaya matahari (seandainya ada) di rumah-rumah dunia. Maka bagaimana tanggapanmu terhadap orang yang (dia sendiri) mengamalkannya?” (HR Ahmad, Abu Dawud dan Hakim)

WhatsApp Image 2020-07-12 at 07.27.58

Lebih-Mencintai Allah Daripada Makhluknya

Andaikan kita tahu bahwa orang-orang, entah pasangan, anak, keluarga, kawan dekat, tetangga, akan segera melupakan kita setelah kematian kita, niscaya kita tidak akan sibuk mencari perhatian, simpati dan cinta mereka.

Sebaliknya, kita akan sibuk mencari perhatian, simpati, cinta dan keridhaan Allah Azza wa Jalla, Zat yang sedetik pun tidak pernah melupakan kita. Zat yang tanpa henti mencurahkan aneka karunia-Nya kepada kita.

Maka, jadikan Allah dan Rasul-Nya di atas segalanya. Itulah kunci kenikmatan dan kebahagiaan yang sebenarnya.

Rasulullah saw. bersabda, “Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka dia akan merasakan manisnya iman. (Yaitu) menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya dia jika dilempar ke dalam api neraka.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

WhatsApp Image 2020-07-06 at 06.43.44

Jadilah Uswatun Hasanah

Penting bagi setiap orangtua untuk menjaga akhlaknya, sikapnya, perilaku dan tutur katanya. Sesungguhnya, apapun yang dilakukannya berpeluang besar untuk dicontoh dan diikuti oleh anak-anaknya.

Jangan sepelekan keteladanan dalam keluarga. Apabila yang diteladankan adalah kebaikan, itulah sumber pahala yang tidak ada habisnya bagi orangtua. Namun sebaliknya, apabila yang diteladankan adalah keburukan, dia akan menjadi sumber malapetaka yang tak ada ujungnya bagi orangtua.

Sesungguhnya, Rasulullah saw. pernah bersabda:

“Siapa melakukan suatu amalan kebaikan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya ganjaran semisal ganjaran orang yang mengikutinya dan sedikit pun tidak akan mengurangi ganjaran yang mereka peroleh.

Sebaliknya, siapa melakukan suatu amalan kejelekan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya dosa semisal dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosanya sedikit pun.” (HR Muslim, No. 1017)

WhatsApp Image 2020-07-05 at 09.31.40

Menasehati Orang Terdekat

Apa pun bentuknya, seperti apapun buruknya, suami tetaplah suami, istri tetaplah istri. Kewajiban kita kepadanya jauh lebih besar daripada kewajiban kita kepada tetangga, teman, atau bahkan saudara kandung.

Saat ada tetangga tidak shalat, kita wajib mengingatkannya. Saat ada tetangga bermaksiat, kita wajib menasihatinya. Jika dengan tetangga saja sudah sedemikian, bagaimana pula kepada orang yang serumah? Pasangan hidup, anak-anak dan orang-orang yang ada di rumah kita, merekalah objek dakwah kita yang pertama sebelum yang lain.

Sesungguhnya, Allah Ta’ala telah berfirman, “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (QS Asy-Syu’arâ’, 26:214)

WhatsApp Image 2020-07-04 at 07.39.55

Berinteraksi Dengan AlQuran

Allah Ta’ala berfirman, “Dan Al-Quran ini adalah suatu kitab yang penuh berkah yang telah Kami turunkan.” (QS Al-Anbiyâ’, 21:50)

Maka, kesibukan mengurus rumahtangga jangan sampai melalaikan kita dari membaca Al-Quran dan menelaahnya. Sesungguhnya, Al-Quran adalah sumber keberkahan. Semakin dekat dengan Al-Quran, semakin banyak keberkahan yang akan kita dapatkan. Semakin dekat dengan Al-Quran, hati kita akan dibuat lapang, urusan pun akan dimudahkan: termasuk dalam mengurus anak, mencari nafkah, dan menyelesaikan tugas-tugas harian di rumah. In syâ Allah.

Maka, sedekat apa hubungan kita dengan Al-Quran, sedekat itulah aneka solusi akan mendatangi. Semudah apa kita menjalin interaksi dengan Al-Quran, semudah itu pula aneka kebaikan akan menghampiri.

WhatsApp Image 2020-07-03 at 06.53.23

Orangtua Titipan Terindah

Ayah Bunda … Ummi Abi … Ibu Bapak, demikian kita memangilnya. Mereka adalah mata air kebaikan kita yang pertama di dunia. Yang Mahakuasa mengalirkan kasih sayang lewat keduanya sehingga dunia pun warna-warni dibuatnya.

Maka, siapa yang mampu meraup kasih sayang dan keikhlasan mereka, niscaya dia akan sanggup membangun samudera kebaikan dalam hidupnya. Inilah samudera yang akan dilayari oleh bahtera kebaikan bagi keluarga, bangsa, dan umat manusia seluruhnya.

Orangtua, dengan demikian, adalah “titipan terindah” dari Allah Azza wa Jalla untuk kita. Dialah sumber ilmu dan amal yang berkesinambungan. Dialah gerbang kebaikan di dunia dan akhirat. Siapa menjaganya, dia akan beroleh bahagia. Siapa berbakti kepadanya, dia akan mendapati aneka keajaiban dalam hidupnya.