Nutrisi Terbaik bagi Jiwa

Ada banyak pelajaran yang bisa diberikan orangtua kepada anaknya. Namun, dari semua pengajaran, tidak ada yang lebih baik lagi paling pantas untuk diberikan, selain pengajaran Al-Quran.

Ada satu nasihat yang layak kita renungkan, “JIka bekal terbaik bagi kehidupan adalah takwa, menuntun anak untuk belajar mengaji Al-Quran adalah nutrisi terbaik yang harus diberikan orangtua kepada anak-anaknya.”

(Dr. KH Ahsin Sakho Muhammad, Oase Al-Qur’an)

Nasihat untuk Kaum Hawwa

Rasulullah saw. amat mencintai umatnya. Beliau tidak ingin ada seorang pun dari umatnya yang masuk neraka, termasuk dari kalangan kaum wanita.

Maka, beliau tidak pernah lelah memberikan tadzkirah agar mereka tidak sampai celaka.

Satu dari sekian banyak nasihat Rasulullah saw. adalah:

“Wahai kaum wanita, bersedekahlah dan perbanyaklah istighfar. Sungguh, aku telah melihat kebanyakan dari kalian adalah penghuni neraka.

Lantas, ada seorang wanita menukas dengan bertanya, ‘Mengapa (kaum) kami banyak menghuni neraka?’ Nabi saw. menjawab, ‘Kalian banyak melaknat dan mengingkari (kebaikan) suami’.” (HR Muslim, No. 79)

Nasihat Syaikh Muhammad Syakir

Satu hari, Syaikh Muhammad Syakir berkata kepada anaknya, “Wahai anakku, apabila ada seorang temanmu yang merasa sulit memahami sebuah masalah (pelajaran) lantas meminta penjelasan kepada Ustadz, dengarkanlah jawaban ustadzmu. Bisa jadi, dengan pengulangan itu engkau mendapatkan pelajaran yang sebelumnya tidak engkau ketahui.”

Beliau pun berkata, “Berhati-hatilah, jangan sampai engkau mengucapkan perkataan yang menunjukkan penghinaan kepadanya, atau engkau menampakkan raut muka yang meremehkan daya pikirnya.

Wahai anakku, pernah ditanyakan kepada Imam Abu Hanifah rahimahullah, ‘Dengan apa Anda bisa mencapai derajat ilmu seperti ini?’ Beliau menjawab, ‘Aku tidak bakhil untuk memberi faedah ilmu, tidak pula enggan meminta orang lain memberi faedah ilmu kepadaku’.”

(Washaya Al-Aba’ lil Abna’)

Adab Adik kepada Kakak dan Kakak kepada Adik

Ada hal yang kerap terlupakan di rumah. Apakah itu?
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairy, dalam Minhajul Muslim, mengatakan bahwa adab kepada saudara ternyata sama seperti adab kepada ayah dan anak.

Maka, adab seorang adik kepada kakanya sama seperti adabnya kepada ayah. Dan, adab seorang kakak kepada adiknya sama seperti adabnya seorang ayah kepada anaknya.

Adab ini berlaku dalam masalah hak, kewajiban dan etika.

Rasulullah saw. bersabda, “Hak seorang kakak atas adiknya adalah sama seperti hak seorang ayah atas anaknya.” (HR Al-Baihaqi, Kanzul Ummal, dan Misyakâtul Mashâbih)

“Berbaktilah kepada ibumu dan ayahmu, kemudian (kepada) saudara perempuanmu dan saudara laki-lakimu, kemudian kepada yang ada di bawahmu dan yang di bawahmu.” (HR Al-Hakim dan Al-Bazzar)

Suami Berderajat Waliyullah

Istri yang cerewet dan bawel, apalagi mudah marah dan pencemburu, adalah ujian yang maksimal bagi seorang suami. Siapa berhasil menghadapinya dengan sepenuh kesabaran, boleh jadi dialah suami yang punya derajat khusus di hadapan Allah Ta’ala.

Ada nasihat berharga dari Imam Al-Ghazali rahimahullah:

“Bersabar dari kata-kata (menyakitkan) yang keluar dari mulut para istri adalah salah satu cobaan para wali.” (Ihya’ Ulumuddin, 2:38)

Teman Pergaulan sebagai Cerminan Kualitas Diri

Siapa teman pergaulan kita itulah diri kita. Orang baik akan berteman dengan orang baik. Ahli gosip akan berkumpul dengan ahli gosip. Penggemar drakor akan nyaman ngobrol dengan sesama penggemar drakor, sebagaimana ahli Al-Quran akan nyaman berkumpul dengan para penghapal Al-Quran.

Maka, lihatlah di mana kita berada, itulah kesejatian diri kita.

Rasulullah saw. bersabda, “Ruh-ruh manusia adalah kelompok yang selalu bersama, maka yang saling bersesuaian di antara mereka akan saling dekat, dan yang tidak bersesuaian akan saling berselisih.”

(HR Al-Bukhari, No. 3158 dan Muslim, No. 2638)

Mengusahakan Kesabaran

Kesabaran bukan barang gratisan. Dia harus diusahakan, dilatih dan terus dilatih, terlebih dalam menjalani hidup berumahtangga, kala bergaul dengan pasangan, kala mendidik anak, kala menjalankan ketaatan dan semua kebaikan.

Siapa yang terus berlatih karena mengharap ridha Allah, niscaya Allah akan hujamkan kesabaran dalam dirinya.

Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang menyabar-nyabarkan diri (berusaha bersabar), niscaya Allah akan menjadikannya orang yang sabar …” (HR Al-Bukhari)