Ketika Rasullulloh SAW Marah Kepada Aisyah

Layaknya manusia lainnya, Rasulullah saw. pun bisa marah, termasuk kepada istri-istrinya. Hanya saja, kemarahan beliau adalah kemarahan penuh adab. Kemarahan beliau tidak mendatangkan apapun kecuali kebaikan dan keteladanan.

Dikisahkan bahwa Rasulullah saw. sempat ada kesal dan marah kepada Aisyah ra. yang terus mencemburui Khadijah binti Khuwailid, istri pertama beliau. Padahal, saat itu Khadijah sudah meninggal.

Maka, saat Aisyah tengah cemburu itu, Rasulullah saw. berkata kepada Aisyah, “Tutuplah matamu!” Aisyah pun menutup matanya. Saat itulah Rasulullah saw. mendekat dan memeluk Aisyah sambil berkata, “Ya Humaira-ku, marahku telah pergi setelah aku memelukmu.” (HR Muslim)

Itulah Rasulullah saw. Semarah dan sekesal apapun, beliau tidak pernah menyakiti istrinya, entah dangan kata-kata apalagi tindakan fisik. Beliau senantiasa mengedepankan akhlak yang baik, kesabaran dan kasih sayang kepada mereka.

Kebahagiaan dan Kesengsaraan Seorang Suami

Kebahagiaan seorang suami atau istri bukan semata-mata karena cukup atau melimpahnya harta, cantik atau tampannya pasangan, bagus dan luas rumah, atau berkelas dan nyamannya kendaraan. Bukan hanya itu. Itu hanya pemuas dari aspek duniawi.

Ada satu hal yang bisa melahirkan kebahagiaan hakiki bagi suami atau istri dari pasangannya, yaitu hadirnya dukungan kala dia tengah menghadapi kesulitan, kesusahan dan masalah dalam hidupnya. Demikian pula, kesengsaraan bagi seorang suami atau istri, adalah manakala pasangannya tidak memberikan dukungan kepadanya.

Maka, Dr. Musthafa As-Siba’i mengatakan bahwa, “Pembeda antara bahagia dan sengsara bagi seorang suami adalah apakah istrinya menjadi pendukungnya kala musibah datang, atau justru menjadi pendukung datangnya musibah terhadapnya.”

Sahabat TasQSepuluh hari pertama Zulhijjah adalah momen berharga yang tak layak untuk diabaikan. Seorang Muslim dapat mengoptimalkan ibadah pada hari-hari tersebut sehingga dia dapat meraih kecintaan Allah Azza wa Jalla. Satu di antaranya adalah dengan menjaga (minimal) 40 rakaat shalat dalam sehari semalam, baik fardhu maupun sunnatnya.

Apa sajakah itu? 17 rakaat shalat fardhu, 12 rakaat shalat Rawatib, 11 rakaat Tahajud dan Witir, minimal 2 rakaat shalat Dhuha.Lebih banyak lagi bilangannya, itu lebih baik. Semisal Dhuhanya 4 sampai 8 rakaat, ditambah Tahiyatul Masjid 2 rakaat, ditambah shalat Hajat atau Istikharah atau shalat Tobat 2 rakaat.

“Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yaitu) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (QS Al-Mu’minûn, 23:9-11)

Bagikan tulisan ini jika bermanfaat,

Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran

📲#Daftar via WhatsApp
🔗https://bit.ly/Member-TN

📲#Gabung via Telegram
🔗https://t.me/TN_TASQ

Semoga informasi ini bermanfaat.

Jadilah Suami yang Menasehati

Di antara sikap Rasulullah saw. pada keluarganya, terkhusus para istrinya, adalah beliau senantiasa mendorong mereka untuk berbuat baik. Tidaklah beliau bertemu dengan salah seorang mereka, kecuali ada doa atau nasihat kebaikan yang diberikan.

Saat berjumpa dengan ‘Aisyah ra. misalnya, Rasulullah saw. berkata, “Wahai ‘Aisyah, jagalah dirimu dari api neraka walau hanya dengan bersedekah setengah potong kurma.” (HR Ahmad, No. 23980)

Pada kesempatan lain, beliau bersabda, “Wahai ‘Aisyah, bersedekahlah dan jangan menupuk harta. Kalau tidak (bersedekah), niscaya Allah akan menahan rezeki-Nya darimu.” (HR Abu Dawud, No. 1700 dan An-Nasa’i, No. 2549)

Di sini tersirat sebuah pesan bahwa Rasulullah saw. tidak ingin kebersamaan dengan istrinya berlalu begitu saja tanpa ada kebaikan di dalamnya.

Sahabat TasQ, Jangan pernah sepelekan sedekahnya kaum dhuafa, kurbannya orang miskin, atau wakafnya orang tak punya walau tampak sederhana. Sesungguhnya, sedekah mereka termasuk sebaik-baik sedekah di hadapan Allah Ta’ala.

Dalam Al-Musnad dan Shahih Ibnu Hibban disebutkan hadits riwayat Abu Dzar Al-Ghiffari ra. “Aku bertanya kepada Rasulullah saw.,” ujar Abu Dzar. “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling utama?” Beliau lalu menjawab, “(Sedekah) yang dikeluarkan dengan susah payah oleh orang yang melarat (karena mengharap ridha Allah).”

Abu Hurairah ra. pun bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Sedekah yang dikeluarkan dengan susah payah oleh fakir miskin. Dan mulailah (bersedekah) kepada orang yang menjadi tanggunganmu.” (HR Abu Dawud)

Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

Semoga informasi ini bermanfaat ya

Inilah Saat yang Tepat untuk Mengqadha Puasa

Jangan ragukan keutamaan sepuluh hari pertama di bulan Zulhijjah. Di dalamnya ada kecintaan Allah Ta’ala bagi orang-orang yang melakukan ketaatan. Nilainya melebihi keutamaan jihad fi sabilillâh

Maka, siapa yang masih memiliki utang puasa Ramadhan, dia bisa memanfaatkan momen istimewa ini untuk menyicil atau melunasinya, terkhusus tanggal 1-8 Zulhijjah.

Adapun untuk 9 Zulhijjah, kita bisa mengkhususkan diri untuk menunaikan shaum Arafah. Apa keutamaannya? Rasulullah saw. bersabda, “Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya.” (HR Muslim)

Mengucapkan Salam Saat Memasuki Rumah

Di antara adab seorang Muslim adalah mengucapkan salam saat memasuki rumah, terkhusus lagi saat berjumpa kedua orangtuanya. Hal ini seakan sangat mudah dilakukan. Namun, bagi yang tidak terbiasa, hal ini lebih berat dan lebih sulit dibandingkan mengangkat batu.

Maka, amat penting bagi orangtua untuk menanamkan kepada anak-anaknya adab mulia ini sejak kecil. Pastikan lisan anak terbiasa untuk mengucapkan salam saat memasuki rumah atau saat berjumpa orangtuanya atau orang yang lebih dewasa.

“… dan anak kecil mengucapkan salam kepada orang dewasa.” (HR Al-Bukhari)

Ini pula yang diwasiatkan Rasulullah saw kepada Anas bin Malik ra. yang saat itu masih kecil. “Wahai anakku, apabila engkau masuk menemui keluargamu, ucapkanlah salam. Sesungguhnya, hal itu akan mendatangkan keberkahan bagimu dan keluargamu.” (HR At-Tirmidzi)