Kemerdekaan Hakiki

Mewujudkan penghambaan hanya kepada Allah SWT sesungguhnya berarti mewujudkan kemerdekaan hakiki untuk umat manusia. Inilah yang merupakan misi utama Islam. Dalam pandangan Islam, kemerdekaan hakiki terwujud saat manusia terbebas dari segala bentuk penghambaan dan perbudakan oleh sesama manusia. Dengan kata lain Islam menghendaki agar manusia benar-benar merdeka dari segala bentuk penjajahan, eksploitasi, penindasan, kezaliman, perbudakan dan penghambaan oleh manusia lainnya.

Terkait misi kemerdekaan Islam ini, Rasulullah saw pernah menulis surat kepada penduduk Najran. Di antara isinya berbunyi:

«… أَمّا بَعْدُ فَإِنّي أَدْعُوكُمْ إلَى عِبَادَةِ اللّهِ مِنْ عِبَادَةِ الْعِبَادِ وَأَدْعُوكُمْ إلَى وِلاَيَةِ اللّهِ مِنْ وِلاَيَةِ الْعِبَادِ …»

…Amma ba’du. Aku menyeru kalian untuk menghambakan diri kepada Allah dan meninggalkan penghambaan kepada sesama hamba (manusia). Aku pun menyeru kalian agar berada dalam kekuasaan Allah dan membebaskan diri dari penguasaan oleh sesama hamba (manusia)… (Al-Hafizh Ibnu Katsir, Al-Bidâyah wa an-Nihâyah, v/553).

Misi Islam mewujudkan kemerdekaan hakiki untuk seluruh umat manusia itu juga terungkap kuat dalam dialog Jenderal Rustum (Persia) dengan Mughirah bin Syu’bah yang diutus oleh Panglima Saad bin Abi Waqash ra. Pernyataan misi itu diulang lagi dalam dialog Jenderal Rustum dengan Rabi bin Amir (utusan Panglima Saad bin Abi Waqash ra). Ia diutus setelah Mughirah bin Syu’bah pada Perang Qadisiyah untuk membebaskan Persia.

Jenderal Rustum bertanya kepada Rabi bin Amir, “Apa yang kalian bawa?” Rabi bin menjawab, “Allah telah mengutus kami. Demi Allah, Allah telah mendatangkan kami agar kami mengeluarkan siapa saja yang mau dari penghambaan kepada sesama hamba (manusia) menuju penghambaan hanya kepada Allah; dari kesempitan dunia menuju kelapangannya; dan dari kezaliman agama-agama (selain Islam) menuju keadilan Islam…” (Ath-Thabari, Târîkh al-Umam wa al-Mulûk, II/401).

Allah SWT berfirman:

﴿الر.كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَىٰ صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ﴾

Alif, laam raa. (Inilah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita menuju cahaya terang-benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji (TQS Ibrahim [14]: 1).

Harus dicatat, mewujudkan kehidupan dan masa depan yang “terang-benderang” sekeligus memerdekakan manusia dari segala bentuk penjajahan kuncinya adalah dengan menerapkan Islam dan syariahnya secara kaffah; secara totalitas dan menyeluruh. Sebagaimana dalam firman-Nya

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara kaffah, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh nyata kalian.
(TQS al-Baqarah [2]: 208)

Itulah tanggung jawab dan kewajiban kita sebagai hamba Allah dan tanggung jawab kita kepada umat manusia.

WalLâh alam bi ash-shawâb

Wanita dan Tulang Rusuk Lelaki

Sahabat RSQ,

Mengapa wanita tidak diciptakan dari tulang kepala lelaki? Karena, wanita tidak diciptakan untuk menjadi boss di rumahtangga. Sehingga, seorang lelaki bertekuk lutut di hadapannya.

Mengapa pula wanita tidak diciptakan dari tulang kaki lelaki? Karena, wanita bukan untuk disuruh-suruh dan diinjak-injak harga dirinya.

Wanita dicipta dari tulang rusuk lelaki, dekat dengan tangan untuk dilindungi dan dekat dengan jantung untuk disayangi.

(Al-Ustadz Hilmi Firdausi)

 

 

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Amalan Dahsyat Kaum Muslim di Gaza Palestina

Sahabat TasQ,

Di tengah segala penderitaan dan kesusahan hidup yang dialami, ada satu amalan dahsyat yang sangat sering ditemui oleh saudara kita di Palestina. Dan, amalan ini teramat jarang atau bahkan belum pernah kita hadapi. Apakah itu? Berjaga-jaga di jalan Allah dari serangan musuh!

Inilah amalan dahsyat yang teramat besar pahalanya sehingga hanya orang-orang terpilih sajalah yang berani melakukannya. Rasulullah saw. bersabda:

“Orang yang ribâth (menjaga di tapal batas) sehari semalam lebih baik dari puasa dan shalat malam selama sebulan. Dan jika dia mati, maka mengalirlah (pahala) amal yang biasa dikerjakannya, diberikan rezekinya, dan dia dilindungi dari azab kubur dan fitnahnya.” (HR Muslim, No. 1913 dari Salman Al-Farisi)

Ribâth sendiri maknanya sama juga dengan ats-tsaghar, yaitu orang yang menjaga di tapal batas antara kaum Muslimin dan kafirin. Disebutkan pula bahwa ahlur ribâth atau ahluts tsughur adalah orang yang menjaga kaum Muslimin dari serangan musuh. (Ta’lîq Shahîh Muslim, 3:1520).

 

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Seperti Apakah Candaan Anak-Anak Palestina?

Sahabat RSQ,

Ada banyak orang berkata saat melihat “penderitaan” orang Palestina, terkhusus anak-anaknya, yang terus dizalimi Zionis Israel, “Kasihan anak-anak Palestina ya! Mereka tidak bisa sekolah, bermain dan hidup secara layak sebagaimana kita di Indonesia.”

Secara duniawi atau dalam sudut pandang kemanusiaan memang demikian. Namun, dari sudut pandang keimanan, sejatinya mereka telah dimuliakan Allah. Dan, kita yang seharusnya mengevaluasi diri. Jangan-jangan kitalah yang patut untuk dikasihani. Mengapa?

Inilah anak-anak Palestina. Mereka makan roti yang kadang harus dibagi 16 potong. Mereka yang kesusahan air dan kadang airnya diracuni Israel. Ternyata, mereka adalah produk penghafal Al-Quran nomor satu di dunia.

Sejak kecil mereka sudah menghapal Al-Quran, didekatkan oleh orangtuanya dengan Al-Quran. Dan, perhatikanlah candaan mereka saat berkumpul dengan teman-temannya. Kalau ada yang sudah hafal 30 Juz, mereka akan berkata kepada anak yang baru hafal 10, 15, 20, 25 Juz atau yang ada di bawahnya, “Kalau aku sudah di atas (di level surga yang paling atas), kamu saya dadahin ya di bawah.”

Karena, mereka amat yakin dengan apa yang disabdakan Rasulullah saw. bahwa tingkatan di surga ditentukan oleh seberapa banyak hafalan Al-Quran yang mereka miliki.

“Akan dikatakan kepada shahibul Quran (di akhirat), ‘Bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia. karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca’.” (HR Abu Dawud 2240, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud)

Lalu, kita dan anak-anak kita sudah sampai dimana hafalan dan pengamalan Al-Qurannya?

 

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Musibah yang Lebih Besar dari Kematian

Sahabat Tasq,

Allah Ta’ala menjadikan kematian sebagai musibah terbesar. Di dalam firman-Nya, Dia menamai kematian sebagai musibah:

“… fa ashâbathum mushîbatul maût; lalu kamu ditimpa musibah (bahaya) kematian …” (QS Al-Mâ’idah, 5:106)

Tapi ternyata, ada musibah yang lebih dahsyat daripada kematian. Apakah itu? Melalaikan kematian, tidak pernah atau jarang mengingatnya.

Ketika kita melupakan kematian, kita akan terlalai dari mempersiapkan amal untuk menghadapinya. Inilah seburuk-buruk musibah dalam hidup.

Jadilah muslim yang sadar akhirat…

Yang sadar bahwa hidup tidak sekali. Kita akan mengalami kematian dan menjalani kehidupan kedua untuk menghadap Allah Yang Maha Mengetahui…

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. al-Jumu’ah: 8)

Jadilah muslim yang sadar akhirat…

Yang sadar bahwa Allah menyaksikan semua yang kita perbuat. Dia mencatat semuanya, meskipun berjuta maksiat, kita melupakannya.

يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا أَحْصَاهُ اللَّهُ وَنَسُوهُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

“Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.” (QS. al-Mujadilah: 6)

Jadilah muslim yang sadar akhirat…

Yang sadar bahwa semua yang kita lakukan akan dihisab oleh Allah… Dia akan menampakkan semua yang pernah kita lakukan, yang besar maupun yang kecil…

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ , وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. az-Zalzalah: 7-8 )

Jadilah pemimpin yang sadar akhirat…

Yang sadar bahwa jabatan adalah amanah dari umat. Dan Allah perintahkan agar amanah itu ditunaikan dengan benar… termasuk memberikan keputusan sesuai prinsip keadilan…

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.” (QS. an-Nisa: 58)

Jadilah pemimpin yang sadar akhirat…

Yang sadar bahwa semua harta dan jabatan sama sekali tidak bisa memberi pembelaan kepada siapapun di depan pengadilan Allah. Saat ini anda bisa merasa paling kuat, punya banyak pembela. Namun itu semua tidak ada artinya di hari kiamat,

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ . إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

Di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, ( ) kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih… (QS. as-Syu’ara: 88 – 89)

Jadilah pemimpin yang sadar akhirat…

Yang sadar bahwa Allah tidak akan melupakan semua tindak kedzaliman. Kita bisa merasa aman di dunia ketika punya jabatan dan tidak ada yang berani memberi hukuman. Tapi Allah tidak akan pernah melupakannya…

وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ

janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak (QS. Ibrahim: 42)

Jadilah pemimpin yang sadar akhirat…

Yang sadar bahwa di hari kiamat kelak ada orang yang bangkrut karena memikul dosa setiap orang yang pernah dia dzalimi. Atau dia berikan pahala amal soleh yang pernah dia lakukan, kepada orang yang dia dzalimi.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا : الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لا دِرْهَمَ لَهُ وَلا مَتَاعَ ، فَقَالَ : إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?”

Para shahabat pun menjawab, ”Orang yang bangkrut adalah orang yang tidak memiliki uang dirham maupun harta benda.”

Beliau menimpali, ”Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat, sementara dia pernah menghina si A, menuduh si B, mengambil harta si C, menumpahkan darah si D, dan memukul si E. Maka kelak pahala-pahalanya akan diberikan kepada orang yang terzalimi. Apabila amalan kebaikannya sudah habis, sementara belum selesai pembalasan tindak kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa orang yang terzalimi itu, lalu diberikan kepadanya. Kemudian dia pun dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim 2581)

Jadilah muslim yang sadar akhirat…

Yang sadar bahwa setiap harta khianat (ghulul) akan didatangkan di hari kiamat, dipikul oleh orang yang mengambilnya, hingga selesai hisab…

وَمَنْ يَغْلُلْ يَأْتِ بِمَا غَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

“Barangsiapa yang mengambil harta khianat, maka pada hari kiamat dia akan datang membawa harta hasil khianat itu. Kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang dia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak didzalimi.” (QS. Ali Imran: 161)

Jadilah pemimpin yang sadar akhirat…

Yang sadar bahwa yang menyusahkan orang lain karena jabatannya, didoakan keburukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mendapatkan kesusahan selama hidupnya.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan,

اللَّهُمَّ مَنْ وَلِىَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِى شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِىَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِى شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ

Ya Allah, siapapun diantara umatku yang menjadi pemimpin, lalu dia menyusahkan rakyatnya, maka berikan kesusahan baginya. Dan siapa yang menjadi pemimpin, lalu berusaha bersikap lembut dan memudahkan rakyatnya, maka mudahkan hidupnya. (HR. Ahmad 24623 dan Muslim 4826)

Jadilah pemimpin yang sadar akhirat…

Yang sadar bahwa menipu rakyat adalah ancaman ditolak dari surga.

Dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلاَّ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ

Setiap hamba yang Allah beri kesempatan untuk memimpin rakyat, kemudian dia mati membawa dosa pernah menipu rakyatnya, maka Allah akan haramkan dia masuk surga. (HR. Muslim 380 dan Ibnu Hibban 4495)

Jadilah muslim yang sadar akhirat…

Yang sadar bahwa setiap setiap upaya mencari kesalahan orang lain adalah sangat tercela. Siapa yang mencari-cari kesalahan orang lain, Allah akan mempermalukan dirinya di hadapan umum.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِى جَوْفِ رَحْلِهِ

Siapa yang mencari-cari kesalahan saudaranya muslim, maka Allah akan mencari-cari kesalahannya. Dan siapa yang Allah cari kesalahannya akan Dia permalukan meskipun dia bersembunyi di tengah rumahnya. (HR. Turmudzi 2164 dan dishahihkan al-Albani).

Jadilah muslim yang sadar akhirat…

Yang sadar bahwa setiap suap adalah laknat. Uang tips adalah laknat. Amplop pelicin adalah laknat…

Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الرَّاشِى وَالْمُرْتَشِى

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang menyuap dan yang menerima suap. (HR. Ahmad 6532, Turmudzi 1387 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Jadilah pemimpin  yang sadar akhirat…

Yang sadar bahwa diantara orang jelek di hari kiamat adalah orang yang ditakuti orang lain karena kejahatannya. Bisa jadi ada rakyat yang takut kepada anda, karena mereka khawatir anda akan mendzalimi mereka.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ شَرَّ النَّاسِ عِنْدَ اللَّهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ تَرَكَهُ النَّاسُ اتِّقَاءَ شَرِّهِ

Sesungguhnya manusia yang kedudukannya paling jelek di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang yang dijauhi masyarakat, karena takut dengan kejahatannya. (HR. Bukhari 6032)


#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Jangan Banding-Bandingkan Penghasilan Suamimu dengan Penghasilan Suami Orang Lain

Sahabat RSQ,

Di antara sumber kesedihan dalam hidup adalah terlalu banyak membandingkan diri dengan orang lain dalam masalah dunia. Tetangga sudah punya mobil, dari dulu sampai sekarang kita hanya punya motor! Teman-teman kariernya sudah jauh, kita mah mentok saja di sini.

Semakin membandingkan, kita semakin terpuruk, semakin tidak bisa bersyukur, semakin stres, dan semakin tidak bisa menikmati hidup.

Maka, syukuri apa yang ada. Perbaiki yang masih kurang. Sempurnakan yang telah baik. Selebihnya, serahkan kepada Allah.


#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Ahh, Kamu Emang Tidak Serius

Sahabat TASQ,

Kita punya banyak hajat dalam hidup. Itu pasti! Tapi, anehnya kita sering tidak serius untuk mewujudkannya dalam kenyataan. Bagaimana bisa?

Ketika kita ingin punya rumah, ingin menikah, ingin punya kerja, ingin segera punya keturunan, ingin segera ke tanah suci, dan lainnya, tapi itu semua tidak membuat kita bersemangat untuk bangun malam (Tahajud). Itu artinya, kita tidak serius untuk meraih apa yang diinginkan.

Bukankah Rasulullah saw. telah bersabda:

“Pada malam hari terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang Muslim memanjatkan doa pada Allah berkaitan dengan dunia dan akhiratnya bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberikan apa yang ia minta. Hal ini berlaku setiap malamnya.” (HR Muslim, No. 757 dari Jabir bin Abdillah)


#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.