Belajarlah Saat Melihat Hal Mengagumkan, Apa yang Harus Kita Baca?

Sahabat TASQ

Setiap waktu ada zikirnya. Setiap keadaan ada doanya. Lalu, zikir apa yang layak untuk kita ucapkan saat melihat atau mendengar sesuatu yang indah, menarik, menakjubkan, atau mempesona.

Sayyid Ja’far Ash-Shadiq mengungkapkan bahwa ketika melihat atau mendengar sesuatu yang membuat takjub dan terpesona, kita bisa mengucapkan kalimat:

ما شاء الله لا قوة إلا بالله

Mâ syâ Allâh, lâ quwwata illâ billâh. Semua terjadi atas kehendak Allah, tiada upaya kecuali atas iradah Allah.

Dengan doa ini, kita berharap Allah memberi kelanggengan dan kebaikan atas hal yang menakjubkan tersebut.

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Carilah Kebaikan dari Kekurangan Pasangan

Sahabat RSQ,

Punya pasangan, jangan fokus pada kekurangannya, nanti dia akan tampak semakin buruk. Andai mendapati kekurangan pada dirinya, dan kita tidak atau belum bisa memperbaikinya, carilah kebaikan yang ada pada kekurangannya.

Misal, punya pasangan kurus, carilah 1001 satu kebaikan dari orang kurus. Punya pasangan pendek, carilah kebaikan dari pendeknya. Punya pasangan cerewet, lihatlah sisi baiknya dari kecerewetannya itu. In syaa Allah, kalau kita mau berpikir jernih, akan ada banyak kebaikan yang bisa kita lihat dari kekurangan yang ada pada pasangan.

Dan, yang terpenting, mintalah terus kepada Allah Ta’ala agar diberi kemampuan untuk terus bersyukur atas segala nikmat yang diberikan-Nya, termasuk pasangan (suami atau istri) bagaimana pun keadaannya.

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Pantangan seorang Muslim Berbuat Dzalim

Sahabat TasQ

Salah satu pantangan seorang Muslim adalah menzalimi orang lain. Dia paham kalau kezaliman tidak akan membawa apa-apa selain mengundang aneka keburukan dalam hidup.

Maka, di antara doa harian yang layak untuk kita baca adalah memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar dijauhkan dari melakukan keburukan kepada saudara seiman.

Terkait hal ini, ada sebuah doa ini diajarkan oleh Rasulullah saw. kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. untuk dibaca pada pagi, petang dan saat akan tidur.

اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ

Allaahumma ‘aalimal ghaibi wasy-syahaadati faathiras samaawaati wal ardh. Rabba kulli syai-in wa maliikah. Asyhadu alla ilaaha illa annta. A’uudzu bika min syarri nafsii wa min syarrisy-syaithaani wa syirkihi, wa an aqtarifa ‘alaa nafsii suu-an au ajurrahu ilaa muslim.

“Ya Allah, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb pencipta langit dan bumi, Rabb segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau.

Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, setan dan balatentaranya (godaan untuk berbuat syirik kepada Allah). Dan, aku (berlindung kepada-Mu) dari berbuat keburukan kepada diriku sendiri atau kepada Muslim lainnya.” (HR Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan An-Nasa’i)

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Keistimewaan Shafura yang Membuat Musa as. Jatuh Hati

Sahabat RSQ,

Al-Quran tidak menggambarkan sosok Shafura, si gadis negeri Madyan, sebagai sosok yang cantik, semampai, cerdas atau terpandang. Al-Quran hanya menyebut akhlak utama yang dimilikinya sebagai seorang wanita, yaitu punya rasa malu yang memenuhi tingkah lakunya. “Tamsyi ‘ala istihyaa’i, berjalan dengan penuh rasa malu.” (QS Al-Qashshash, 28:25)

Untuk Shafura inilah, Musa as. rela mengabdikan diri untuk bekerja di rumah orangtuanya, yaitu Nabi Syu’aib as. selama sepuluh tahun sebagai mahar (QS Al-Qashshash, 28:25).

Dan, pernikahan antara Musa as. dengan Shafura sejatinya adalah pernikahan dua sosok ideal. Yang satu adalah wanita dengan mahkota yang berharga, yaitu rasa malu sebagai buah dari keimanan dan hasil didikan yang paripurna.

Adapun yang satunya lagi adalah sosok lelaki dengan harta yang sangat berharga, yaitu kekuatan fisik yang paripurna, kecerdasan pikiran, sikap yang berwibawa lagi keimanan yang sempurna.

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Berbuatbaiklah, Jangan Terlalu Pilih-Pilih!

Sahabat TasQ,

Jangan pilih-pilih untuk berbuat baik. Manakala ada kesempatan, segera lakukan. Mengapa? Sebagaimana dikatakan Al-Hafizh Ibnul Jauzi, “Lakukanlah segala bentuk kebaikan bagaimana pun engkau meremehkannya. Karena, engkau tidak tahu kebaikan mana yang akan memasukanmu ke dalam surga.”

Boleh jadi, senyum tulus kita kepada orang lain, dan orang yang kita senyumi terbahagiakan hatinya, menjadi jalan datangnya keridhaan Allah. Boleh jadi, infak kita berikan walau hanya seribu dua ribu, atau segelas air, atau sepotong makanan, atau sehelai kain, dan karenanya orang-orang mendoakan kebaikan kepada kita, itulah yang menjadi jalan terbukanya pintu-pintu rezeki dan ampunan Allah. Kecil menurut kita boleh jadi besar menurut Allah.

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Jangan Biarkan Saudarimu Menanggung Beban Seorang Diri!

Sahabat RSQ,

Siapa yang mau ditinggal wafat oleh suami, terlebih lagi saat anak-anak masih kecil? Siapa yang mau menjadi single parents, yang bekerja sendiri, pontang panting mencari sesuap nasi, demi menghidupi anak tanpa kehadiran suami?

Tapi, itulah realitas kehidupan. Apa yang kita inginkan kerap berbeda dengan kenyataan. Ada banyak ibu muda yang terpaksa banting tulang untuk menghidupi anak-anaknya yang belum sampai usia akil baligh karena telah ditinggal wafat oleh suaminya.

Sesungguhnya, apabila hal ini terjadi, si wanita tidak layak untuk menanggung beban seorang diri untuk menghidupi anak-anaknya yang yatim. Karena dalam Islam, sang ayah atau keluarganya (terkhusus ayah, kakak dan adik laki-laki dari suaminya) memiliki kewajiban untuk menafkahi sang anak sampai dia mampu untuk berusaha sendiri (QS Al-Baqarah, 2:233 dan An-Nisâ’, 4:34)

Terkait hal ini, Imam Al-Mardhawi menuliskan dalam kitabnya (Al-Inshaf fi Ma’rifati Ar-Rajih Minal Khilaf, 9:393) bahwa:

“Termasuk yang wajib dinafkahi oleh seseorang (bagi anaknya) adalah bapaknya, kakeknya, dan seterusnya ke atas. Kemudian anaknya, cucunya dan seterusnya ke bawah (bagi bapak).”

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Kiri atau Kanan?

Ada banyak jalan meraih keberkahan dalam hidup. Satu yang utama adalah meneladani sunnah-sunnah Rasulullah saw. dalam keseharian. Kalau belum bisa semuanya, contohlah terlebih dahulu yang paling mudah.

Satu di antaranya adalah mendahulukan yang sebelah kanan daripada yang sebelah kiri dalam melakukan kebaikan. Mengapa? Sesungguhnya, Rasulullah saw. sangat senang mendahulukan yang kanan daripada yang kiri: saat makan atau minum, saat berpakaian, saat melangkahkan kaki, dan lainnya.

Dari ‘Aisyah ra. bahwa dia berkata:

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِى تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِى شَأْنِهِ كُلِّهِ

“Rasulullah saw. sangat menyukai mendahulukan yang kanan ketika memakai sandal, ketika menyisir rambut dan ketika bersuci, juga dalam setiap perkara (yang baik-baik).” (HR Muttafaqun ‘Alaih)

Terkait hal ini, Imam An-Nawawi memberikan komentar bahwa tidaklah Rasulullah saw. mendahulukan yang kanan, kecuali saat melakukan pekerjaan mulia semisal saat mengenakan pakaian, alas kaki, masuk masjid, bersiwak, bercelak, memotong kuku, memendekan kumis, menyisir rambut, mencabut bulu ketiak, dan mencukur rambut.

Termasuk pula memberi salam dalam shalat, mencuci anggota wudhu, keluar kamar mandi, makan, minum, bersalaman, mengusap Hajar Aswad, atau perkara baik semisal itu. Untuk hal-hal semacam itu kita disunnahkan untuk mendahulukan yang kanan.

Adapun kebalikan dari hal tadi seperti masuk kamar mandi, keluar dari masjid, membuang ingus, istinja’ (bercebok), melepas baju, celana dan sepatu, dan semisal itu disunnahkan mendahulukan yang kiri.

Apa yang dilakukan Nabi saw. ini sejatinya sangat mudah untuk dilakukan, bahkan oleh seorang anak kecil sekalipun. Kita hanya perlu membiasakannya (disertai kepahaman) agar hal itu menjadi bagian dari keseharian diri.
Sahabat TasQ,

Siapa melakukannya karena berniat untuk ittiba’ kepada Nabi saw. (dengan landasan ilmu) niscaya Allah akan karuniakan pahala kepadanya, berkah dalam aktivitas hariannya, dan in syâ Allah syafa’at Rasulullah saw. di akhirat kelak.

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.